• Box Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Blok-a.com
  • Home
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Travel
    • Event
  • News
    • Peristiwa
      • Kriminal
      • Hukum
    • Bisnis
    • Pendidikan
  • Showbiz
    • Film
    • Musik
  • Sport
  • Opini
  • Home
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Travel
    • Event
  • News
    • Peristiwa
      • Kriminal
      • Hukum
    • Bisnis
    • Pendidikan
  • Showbiz
    • Film
    • Musik
  • Sport
  • Opini
No Result
View All Result
Blok-a.com
No Result
View All Result

Tawa Bareng Ibu saat Bocah Tetangga Menangis di Sore Hari

byBimantara
24 December 2022
in Opini
0
c09c5d79 2232 494d bc61 6743de33ce30

Kucing penulis opini yang diambil pada Juli 2022 lalu (blok-a/bob)

Bagikan lewat WABagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Linkedin

Ide itu mudah dimunculkan. Semua orang bisa memberikan ide.

Bahkan tetangga saya seorang anak Sekolah Dasar (SD), kelas 5 SD juga bisa memberikan ide.

Jadi waktu itu ada kotoran kucing. Setiap hari di latar rumahnya ada kotoran kucing.

Jangan Lewatkan

Malu Rasanya Bicara Potret Hukum Indonesia ke Orang Jepang

Demokrasi Ala Oligarki

Anies dan Pendirian Pusat Studi Asean

Nadham Alfiah Ibnu Malik

Bocah itu lalu mengeluh ke saya. Karena waktu itu lagi senggang saya tanya.

“Ada apa bro? Kok diam bae gak main sama teman-temanmu,” ucap saya dalam bahasa Jawa ke bocah itu.

Dia menjawab habis di marahi papanya. Kucingnya bakal dibuang ke jauh tempatnya.

Ancaman itu sungguh berarti buatnya. Kucing warna putih miliknya itu selalu menemani tidur hingga pulang sekolah.

Alasan ancaman itu muncul karena kotoran kucingnya itu selalu ada di depan rumahnya.

Bukti bahwa kucingnya saja yang buang air besar di sana adalah papanya waktu berangkat kerja melihat kucing putih itu sedang diam di depan rumah.

“Terus agak lama pas papa mau ngeluarin mobil. Tata (nama kucing bocah itu) minggir lalu kotoran muncul,” kenangnya.

Sejak itu kucingnya pun langsung jadi target objek penyebab masalah papanya.

Saya kala itu hanya menemaninya. Terus untuk menghibur, saya ke rumah lagi untuk mengambil sebungkus cokelat untuk saya bagikan ke bocah itu. Tujuannya ya supaya terhibur sedikit.

Habis makan cokelat, dia pun tiba-tiba kayak orang baru bangun tidur. Matanya langsung menatap tajam ke muka saya.

Dia lalu menjelaskan ke saya dengan percaya diri.

“Aku ada ide mas,” kata dia.

Jadi idenya itu bocah yang masih di bawah umur ini ingin kucingnya dibelikan kandang. Lalu dikunci hingga buang air besar sampai kencing di kandang itu.

Saya bilang ke dia. Terus kalau kucing itu di kandang, siapa yang tidur dengannya. Alasan bocah itu suka Tata adalah kucing putih itu menemaninya tidur.

Dia terus bingung. Opsi itu tidak dieksekusi. 

Dia ada lagi ide lainnya.

Saya biarkan saja idenya itu diucapkannya.

Bocah itu sambil memegangi dahinya bilang kalau kucing itu mending ditaruh di rumah saya saja.

Dibiarkan di rumah saya saja beberapa hari. Biar nanti kebiasaan ke rumah saya dan bisa seperti kucing saya yang buang air besar di lahan kosong dekat rumah saya.

Saya bilang, apa bocah itu mau bilang ke ibu saya perihal ide itu. 

Sekadar informasi saja, saya setengah mati berusaha agar kucing saya namanya Puss bisa hidup di rumah saya. Ibu saya benci kucing.

Bocah itu terdiam lagi. Dia katanya takut mau bilang.

Saya urun ide. Bagaimana kalau bocah itu bilang ke papanya untuk beli pasir kucing.

Pasir kucing itu saya gunakan dulu awal Puss masuk ke rumah saya.

Bocah itu tersenyum. Dia berpikir ide saya bagus.

Namun tiba-tiba lemas lagi.

Saya tanya. 

“Kenapa lagi? Kan benar itu solusinya,” heran saya sambil memegang ponsel pintar saya.

“Aku takut mas. Nanti papa malah bilang repot dan nanti dibelikan kucingku tetap berak di depan rumah,” jawab dia ketakutan.

Saya jadi berpikir. Ide apa yang harus saya berikan ke bocah ini.

Saya juga agak bingung. Bukan karena mencari solusi untuk kucing bocah ini. Tapi kenapa saya harus berpikir keras terhadap masalah bocah ini.

Lima menit saya berpikir. Dia sibuk memakan cokelat yang saya beri.

Akhirnya mobil papanya datang. Saya bilang ke dia.

“Sudah aku saja tak bilang ke papamu bagaimana agar kucingmu ini biar tidak berak di depan rumah,” tegas saya.

Bocah laki-laki itu penasaran. Dia hanya berpesan supaya kucingnya tetap di rumahnya. Bisa tinggal di rumahnya.

“Jangan ngomong aneh ya mas. Awas kalau nanti papa malah buang kucingku,” tuturnya.

Saya pikir bocah laki-laki ini cukup hebat. Saya tidak punya kucing. Dia punya ide banyak tapi tidak berani melakukan dan kini malah ngancam saya.

Karena saya ya lumayan bodoh dalam hal perkucingan, saya coba ide apa yang ada di otak saya.

Saya bicarakan hampir 15 menit dengan papa bocah itu. Dia tidak mendengar. Dia ke lahan kosong dekat rumahku sambil terlihat mengintip percakapan papanya dan saya.

“Oke mas siap kalau begitu. Aman Tata masih di rumah,” kata bapak umur 40 tahun itu.

Saya langsung menghampiri bocah itu. Dengan bibir saya tersenyum dan alis saya naik turun, saya bentuk lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk.

“Oke aman,” kata saya.

Saya lalu pulang ke rumah. Saya ketemu Puss dan bermain. Si bocah itu pulang bersama Tata.

Tiga hari bocah itu riang. Tata pun terlihat sehat dan bermain bersamanya setelah mengaji sore.

Namun hari keempat. Bocah itu menangis ke saya. Karena Tata tidak lagi bermain di halaman rumahnya.

Tata kini sering bermain bersama Puss di dekat lahan kosong dekat rumah saya.

Dia pun menangis dan menyalahkan saya.

Saya heran tapi ya namanya bocah.

Saya jelaskan. Karena waktu itu saya sedang sibuk bermain ponsel pintar.

Saya buka Google. Saya cari cara supaya kucing tidak buang air besar sembarangan.

Salah satu tipsnya adalah minimalisir pasir di sekitar rumah.

Nah rumah bocah itu halamannya pasir. Tata senang bermain di situ bersama kawan-kawannya tak jarang Puss juga ke sana.

Jadi saya bilang ke papanya waktu itu. 

“Bapak semen saja pak latar bapak yang berpasir terus diganti pot,” kata dia.

Waktu hari Minggu saya pun ikut membantu menyemen latar bapak itu. Bocah itu pun lihat tapi tidak bertanya ke saya. Saya juga tidak menjelaskan karena saya sibuk membantu papanya.

Jadi karena sudah disemen tidak ada pasir.

Hari Senin malam atau keesokan harinya, di Whatsapp papanya bocah itu mengirim pesan singkat.

“Terimakasih mas atas idenya. Akhirnya Tata tidak buang air besar di latar saya lagi. Tapi tetap ke rumah,” kata dia.

Namun terimakasih papanya itu tidak sejalan dengan anaknya. 

Bocah itu malah suruh saya tanggung jawab kalau Tata tak lagi bisa main bersama di latar rumahnya. 

Kalau siang Tata main di lahan kosong.

“Padahal kan sore dan malam sama kamu. Atau pas minta makan sama kamu,” kata saya ke bocah itu yang menangis dan coba dihibur ibu saya.

Sembari ibu saya menyiapkan brownies, bocah itu bilang menyesal membiarkan saya bicara ke papa saya terkait ide supaya Tata tetap tinggal di rumah.

Saya pun tertawa bersama ibu saya sambil makan brownies di sore itu.

Tags: Bocahcerita pendekkucingOpini
SendShare1144Tweet715Share200
Previous Post

Perjalanan Cabor Bulutangkis Jateng Kalahkan Jabar Hingga Raih Emas Pertama di Porwanas 2022

Next Post

Keluh Guru SD di Wonogiri Terjerat Pinjol hingga Rp90 Juta, Depresi – Lapor Polisi

Mungkin Anda Tertarik

hukum jepang
Opini

Malu Rasanya Bicara Potret Hukum Indonesia ke Orang Jepang

26 January 2023
demokrasi indonesia
Opini

Demokrasi Ala Oligarki

19 January 2023
Pendiri Eksan Institute, Moch Eksan.
Opini

Anies dan Pendirian Pusat Studi Asean

16 January 2023
Kegiatan Festival Tradisi Islam Nusantara di Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok/Istimewa)
Opini

Nadham Alfiah Ibnu Malik

10 January 2023
Next Post
img 20221223 223506

Keluh Guru SD di Wonogiri Terjerat Pinjol hingga Rp90 Juta, Depresi - Lapor Polisi

Discussion about this post

No Result
View All Result

Populer

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gereja pantekosta

Merasa Dirugikan, Biro Hukum Sinode GPT Ancam Polisikan Mantan Pendeta

27 January 2023
TKP Kecelakaan tragis yang menewaskan dua wanita paruh baya di di Jalan Raya Profesor Hamka, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedupok, Kota Probolinggo, Jumat (27/1/2023).

Naik Motor, Dua Wanita Paruh Baya Tewas Diduga Terlindas di Kedupok Probolinggo

27 January 2023
konser bulan februari 2023 di kota malang

Jadwal Konser Musik Bulan Februari 2023 di Kota Malang: Denny Caknan Hingga Happy Asmara

30 January 2023
img 20221222 wa0002

Ini Daftar Harga Menu Makanan di Kereta Api 2022

22 December 2022
Tiga kantor bank titil di satu komplek perumahan Sumbergondo Asri Permai, Dusun Gundu, Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu digerebeg oleh Diskoperindag dan Komisi C DPRD Kota Batu, Jumat pagi (27/1/2023). (Doi/blok-a.com).

Diskoperindag Kota Batu Gerebek Kantor Bank Titil yang Resahkan Warga

27 January 2023
Prakiraan cuaca di Kota Malang, Selasa (10/1/2023) (foto: bmkg.go.id)

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 2 Februari 2023

2 February 2023
Rilis pembunuhan berencana di Wonosari Kabupaten Malang di Mapolres Malang, Rabu (1/2/2023) (blok-a/Putu Ayu Pratama S)

Gunakan Senapan Api, Ayah di Wonosari Jadi Dalang Pembunuhan Berencana Anak Tiri

1 February 2023
Jadwal Shalat Bulan Februari 2023 di surabaya

Jadwal Shalat Bulan Februari 2023 di Surabaya dan Sekitarnya

1 February 2023
Tangkapan layar penangkapan ular piton di tempat pemandian umum, Kelurahan Panderejo.

Gempar! Ular Piton Sepaha Orang Dewasa Masuk ke Pemandian Umum Banyuwangi

1 February 2023
Suasana pasca kericuhan di Kantor Arema FC, Minggu (29/1/2023). (blok-a/bob)

Wali Kota Malang Diminta Bantu Upaya Restorative Justice untuk Tersangka Ricuh Kantor Arema FC

1 February 2023
Prakiraan cuaca di Kota Malang, Selasa (10/1/2023) (foto: bmkg.go.id)

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 2 Februari 2023

2 February 2023
Rilis pembunuhan berencana di Wonosari Kabupaten Malang di Mapolres Malang, Rabu (1/2/2023) (blok-a/Putu Ayu Pratama S)

Gunakan Senapan Api, Ayah di Wonosari Jadi Dalang Pembunuhan Berencana Anak Tiri

1 February 2023
Jadwal Shalat Bulan Februari 2023 di surabaya

Jadwal Shalat Bulan Februari 2023 di Surabaya dan Sekitarnya

1 February 2023
Blok-a.com

© 2023 - Blok-a.com ~ Herd Millenial Indonesia

Info

  • Box Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Travel
    • Event
  • News
    • Peristiwa
      • Kriminal
      • Hukum
    • Bisnis
    • Pendidikan
  • Showbiz
    • Film
    • Musik
  • Sport
  • Opini

© 2023 - Blok-a.com ~ Herd Millenial Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In