Kota Malang, blok-a.com — Banyaknya anak yang putus sekolah di Kota Malang sangat memprihatinkan.
Angka putus sekolah di Kota Malang ini mencapai 40.000 orang. Amithya Ratnanggani, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, mengatakan bahwa dirinya sangat prihatin atas tingginya angka putus sekolah di Kota Malang.
“Sangat memprihatinkan ya karena di Malang ini kan kota pelajar,” terang Amithya, Minggu (29/1/2023).
Amithya mempertegas bahwa angka putus sekolah di usia 19-24 tahun mencapai lebih dari setengah dari total angka putus sekolah.
“Khususnya tadi yang sudah disampaikan yaitu usia 19-24 tahun, artinya jenjangnya sudah di atas SMA, yang setengah lebih 40.000 itu levelnya sudah mahasiswa. Nah itu kita cuman bisa mencakup 200 anak karena memang kekuatan anggaran,” tegasnya.
Setelahnya, Amitia mengatakan bahwa Pemerintah Kota Malang sudah berusaha memberikan beasiswa pada anak usia 19-24 tahun tersebut.
“Nah sebetulnya kota malang sudah ada kebijakan beasiswa. Tetapi memang karena kekuatan anggaran itu kami tidak bisa mencakup semuanya,” tutur Amithya.
Baginya, Pemkot Malang tidak akan berhenti memberikan bantuan pada pelajar yang kurang mampu.
“Tetapi kami juga tidak berhenti sampai di situ, karena kan beasiswa yang untuk mahasiswa itu tidak hanya ditangani pemerintah kota, ada level level selanjutnya. Namun tetap, dari evaluasi kali ini kita perlu adanya penambahan anggaran lagi,” tegas Amithya.
Untuk jenjang SMA atau usia 16-18 tahun pun sama. Amitia mengatakan bahwa pemerintah masih belum bisa mencakup seluruh pelajar.
Dari total sekitar 7.000 anak putus sekolah, pemerintah hanya bisa memberikan bantuan kepada 200 anak saja.
“Sedangkan untuk usia 16-18 yaitu jenjang SMA. yang saya tau sejauh ini untuk jenjang SMA itu masih belum ada pembebasan biaya dari provinsi, karena sebenarnya itukan ranah provinsi tapi tentu saja kota malang berperan,” jelas Amitia.
“Kami juga sudah ada beasiswa untuk level SMA, tetapi memang kekuatan anggaran masih belum mencakup untuk seluruhnya, mungkin kalau bisa saya prediksikan tadi sepertinya sekitar 7.000 dari 40.000 itu. Nah dari 7.000 itu kami hanya bisa mencakup kurang lebih 200 anak saja,” tambahnya.
Dirinya mengatakan bahwa pemerintah perlu memikirkan kembali anak-anak yang belum tercakup dalam beasiswa Pemkot Malang.
“Jadi sisanya ini yang perlu kita pikirkan,” pungkasnya. (len/bob)
Discussion about this post