Manfaatkan Sampah, 300 Warga Talangagung Malang Tak Khawatir Elpiji Langka

Caption : Gas metana jadi alternatif masyarakat Desa Talangagung, Kepanjen saat musim elpiji langka (Blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)
Caption : Gas metana jadi alternatif masyarakat Desa Talangagung, Kepanjen saat musim elpiji langka (Blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)

Kabupaten Malang, Blok-a.comMasyarakat Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen tak risaukan adanya musim elpiji langka seperti saat ini. Sebab, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Talangagung telah menyediakan gas metana secara gratis sejak 2009 silam.

Salah satu warga pengguna kompor alternatif dengan bahan bakar gas metana di Talangagung, Aniyatul (36) mengaku tidak khawatir dengan adanya elpiji langka seperti saat ini.

“Sangat terbantu sama adanya gas metana. Apalagi saat musim elpiji langka, banyak orang-orang sampai antri mencari elpiji. Alhamdulillah saya malah diberikan gratis,” ucap Aniyatul saat ditemui Blok-a.com di kediamannya, Kamis (27/7/2023).

Sebelum memanfaatkan gas metana, ia biasa menghabiskan elpiji empat tabung gas dengan ukuran tiga kilogram perbulannya.

Sehingga, jika dihitung maka ia harus mengeluarkan uang sebanyak kurang lebih Rp80 setiap bulannya untuk membeli gas elpiji.

“Lebih hemat, karena gas metana diberikan secara gratis mulai dari pemasangan pipa hingga pemakaian selama beberapa tahun ini,” jelasnya.

Menurutnya, gas metana juga jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan gas elpiji.

Sebab, menggunakan kompor alternatif dengan bahan bakar metana dapat menghasilkan api yang cukup besar.

“Dibandingkan elpiji, gas metana ini apinya bisa diatur lebih besar seperti ‘kompor joss’,” ungkapnya.

Namun, kompor alternatif yang dibuat dengan menggunakan sampah bekas kaleng susu itu tidak serta merta dapat digunakan secara terus menerus.

Karena jika musim penghujan tiba, kompor tersebut perlu dilakukan pengoptimalan kembali, sebab pipa untuk pengaliran gas metana rawan tersumbat air.

“Biasanya kalau musim hujan kadang macet, jadi tetap perlu punya gas elpiji untuk cadangan,” pungkasnya.

Terpisah, Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang, Renung Rubiyatadji melalui staf, Rudi mengatakan, sebanyak 300 rumah warga telah memanfaatkan gas metana sebagai alternatif pengganti elpiji.

“Kita ada sedikitinya 300 rumah yang memanfaatkan gas metana atau biogas dari TPA Talangagung sebagai energi alternatif pengganti Elpiji,” terang Rudi saat ditemui Blok-a.com di TPA Talangagung, Kamis (27/7/2023).

Dijelaskan Rudi, pengolahan sampah organik menjadi bio gas tentunya memerlukan proses yang cukup panjang.

Diawali dengan menata sampah organik, selanjutnya memasang instalasi penangkapan gas dan dilanjutkan ke proses pengaliran melalui sistem pipa, hingga proses akhir dilakukan pemurnian gas.

“Setelah proses selesai, baru dapat dialirkan ke pipa besar yang selanjutnya dialirkan ke rumah-rumah warga secara gratis tanpa pungutan,” pungkasnya. (ptu/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?