Kota Malang, blok-a.com – Para pengecer elpiji 3 kilogram (gas melon) di Kota Malang, Jawa Timur, mengaku keberatan dengan larangan penjualan di tingkat pengecer. Mereka berpendapat bahwa keberadaan pengecer justru mempermudah masyarakat dalam mendapatkan gas melon, terutama bagi mereka yang kesulitan menjangkau pangkalan.
Lukito, seorang pengecer di Jalan Hamid Rusdi, menuturkan bahwa aturan tersebut akan menyulitkan warga, terutama jika mereka hanya membutuhkan satu tabung gas.
“Kita kalau ikutin aturan bisa-bisa saja, tapi yang kasihan dari masyarakatnya, beli satu tabung harus beli jauh di pangkalan, kalau habisnya malam beli lagi jauh, sebenarnya adanya pengecer kan memudahkan masyarakat,” ujarnya pada Senin (3/1/2025).
Lukito biasanya membeli lima tabung gas dari pangkalan untuk dijual kembali dengan selisih harga Rp 2.000 – Rp 3.000 per tabung. Ia menjual gas melon dengan harga Rp 20.000 – Rp 21.000, sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan adalah Rp 18.000.
Hal serupa diungkapkan Sri Andayati, pengecer lain di kawasan yang sama. Ia mengaku keberatan karena banyak pelanggannya, terutama lansia, kesulitan membeli gas langsung ke pangkalan.
“Saya jualan lima tabung sehari, yang kasihan seperti lansia, jauh ke pangkalan, kalau ada sepeda motor tidak apa-apa. Saya saja jualan kadang subuh sudah ada yang dokdok pintu rumah saya untuk beli, untuk jualan makanan, ya saya keberatan,” kata Sri.
Di sisi lain, Aini, pemilik salah satu pangkalan elpiji di Kelurahan Bunulrejo, mengaku siap mengikuti aturan yang berlaku. Ia tidak khawatir kehilangan pelanggan pengecer karena masih banyak pembeli rumah tangga yang datang langsung ke tempatnya.
“Kalau saya enggak apa-apa. Saya ini pas buka itu dua jam sudah laku. Kalau saya enggak takut (kekurangan pelanggan), nurut saja dengan pemerintah, pembeli rumah tangga juga banyak yang beli di tempat saya,” ujarnya.
Aini menyebutkan bahwa pangkalannya menerima kiriman antara 100-200 tabung gas melon setiap hari dan sekitar 25 pengecer biasa membeli darinya. Meskipun begitu, ia tetap optimistis bahwa kebijakan baru ini tidak akan terlalu berdampak pada usahanya. (yog/gni)