Hidup Sehat di Musim Kemarau, Usir Petaka Diare dan ISPA

Ilustrasi ISPA. (Blok-a.com/Nasrul)
Ilustrasi ISPA. (Blok-a.com/Nasrul)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Sejumlah daerah di Indonesia, terutama wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan tengah dilanda kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan memprediksi kemarau panjang yang disebabkan fenomena El Nino ini akan berlanjut sampai awal Januari 2024.

Dampaknya, siang hari terasa begitu panas, sementara malam hari sangat dingin. Kondisi ini turut dirasakan di wilayah Kabupaten Malang. Bencana kekeringan pun mulai melanda sejumlah kecamatan.

Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang meminta masyarakat mewaspadai datangnya penyakit musim kemarau. Seperti diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Sub Koordinator Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Chairiyah menyebut, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci utama pencegahan tertularnya penyakit saat musim kemarau tiba.

Lantaran, perubahan iklim ekstrem dapat mengakibatkan daya tahan tubuh manusia menurun sewaktu-waktu.

“Untuk pencegahan kita bisa mulai berperilaku hidup bersih dan sehat. Karena paling banyak penyakit saat musim kemarau ada ISPA dan diare yang kerap melanda,” ujar Chairiyah saat dikonfirmasi blok-a.com belum lama ini.

Masyarakat dapat memulai dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi berimbang, perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, juga selalu mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.

Tak lupa, pastikan air minum yang digunakan sehari-hari berasal dari sumber air yang bersih tidak tercemar bakteri.

Selain perilaku hidup bersih dan sehat, Chairiyah juga mengimbau masyarakat dapat menghindari faktor risiko penyakit menular. Terutama dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

“Dari sisi lingkungan yang bisa kita upayakan jangan ada asap rokok, terutama di depan balita. Upayakan memiliki udara yang bersih. Biasakan membuka jendela setiap pagi agar udara berganti, tentunya rumah dengan luas yang cukup,” bebernya.

Untuk pencegahan ISPA pada kelompok rentan seperti bayi dan balita, Chairiyah mengharap para orang tua senantiasa memperhatikan pemberian gizi seimbang, ASI eksklusif selama minimal 6 bulan, serta rutin mengikuti imunisasi.

“Intinya adalah meningkatkan daya tahan tubuh, agar mikobiologi organisame penyebab dari ISPA tidak menyerang,” jelasnya.

Mengapa Diare dan ISPA?

Chairiyah menjelaskan, peningkatan penyakit diare dan ISPA dilatarbelakangi minimnya stok air bersih saat musim kemarau.

Terlebih, sejumlah wilayah di Kabupaten Malang telah terindikasi kekeringan sejak awal Agustus 2023 lalu.

“Kondisi akan memburuk salah satunya kekurangan air. Padahal air adalah kebutuhan kita sehari-hari untuk masuk cuci baju dan kebersihan tubuh. Untuk itu kami khawatir adanya kenaikan kasus kedua penyakit itu,” jelasnya.

Selain air bersih, kualitas udara yang buruk akibat kekeringan juga menjadi salah penyebab meningkatnya kasus ISPA di Kabupaten Malang. Tercatat, sejak Januari hingga Agustus 2023, total keseluruhan ISPA mencapai 108 ribu kasus.

“Tahun 2023 sampai dengan Agustus kemarin ada 108.830 kasus, kemudian tahun 2022 ada sebanyak 173.470 kasus,” bebernya.

Jumlah tersebut bahkan terpantau mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dinkes mencatat di tahun 2021 ada sebanyak 131.746 kasus ISPA di Kabupaten Malang.

“Data tersebut diambil dari pemeriksaan di seluruh puskesmas di wilayah Kabupaten Malang,” pungkasnya. (ptu/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?