Ada Penolakan, Pemerintah Pusat Tetap Renovasi Stadion Kanjuruhan

Tragedi Kelam Kanjuruhan PT LIB Kapolri
Seorang anak melihat ke arah Stadion Kanjuruhan setelah terjadinya tragedi kelam (blok-A/Bob Bimantara Leander)

Kabupaten Malang, Blok-a.com – Meskipun sempat ada penolakan dari pihak keluarga korban tragedi Kanjuruhan, Pemerintah Pusat tetap lakukan rencana renovasi Stadion Kanjuruhan pada 2023.

Tak tanggung-tanggung Pemerintah Pusat menyiapkan anggaran sebesar Rp1 Triliun untuk melakukan renovasi stadion yang menjadi saksi tewasnya ratusan supporter aremania.

Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat menyebutkan, renovasi akan tetap dilakukan oleh pemerintah pusat pada tahun 2023. Untuk saat ini, proses renovasi sudah dalam tahap lelang kontruksi.

“Insyaallah di bulan Juni ini kita sudah lelang, selesai lelang kita buat Detail Engineering Desain (DED), setelah itu kita lelang fisiknya,” terang Wahyu saat ditemui beberapa hari lalu.

Dari hasil koordinasi dengan Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), lanjut Wahyu, renovasi stadion nantinya akan dibangun sesuai dengan standar internasional.

Sehingga selama proses renovasi, bangunan yang menjadi saksi bisu tewasnya setidaknya 135 nyawa itu akan dibongkar. Setelah proses selesai stadion akan diperluas, hingga beberapa fasilitas yang ada akan dipindahkan.

“Termasuk dengan single seat, itu kan sesuai dengan FIFA seperti itu. Jadi nanti akan menggunakan itu. Bangunan stadion akan diperlebar, beberapa fasilitas seperti parkiran dan area sepatu roda akan dipindah,” imbuhnya

Disamping melakukan renovasi bangunan stadion, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang juga akan membangun monumen Tragedi Kanjuruhan guna mengenang tragedi kelam 1 Oktober 2022 silam.

“Untuk pembangunan monumen kami akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” tuturnya.

Perlu diketahui, rencana pembangunan atau renovasi Stadion Kanjuruhan sempat diwarnai penolakan dari sejumlah keluarga korban.

Pada Sabtu (3/06) lalu, keluarga korban melakukan aksi damai dan doa bersama untuk mengenang delap bulan tragedi Kanjuruhan.

Aksi tersebut dilakukan juga sebagai bentuk penolakan adanya rencana pembangunan atau pembongkaran stadion.

Mereka menyuarakan agar Stadion Kanjuruhan dapat dijadikan monumen untuk mengenang para korban yang telah gugur pada tragedi kelam 1 Oktober silam.

“Kita menolak pembongkaran Stadion Kanjuruhan, kita ingin stadion menjadi museum. Agar anak cucu kita tau terkait tragedi yang menewaskan para suporter Arema,” ucap Saadah selaku ibu korban saat melakukan aksinya pada Sabtu (3/06/2023).

(ptu/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?