MALANG – Sadar atau tidak, Jalan Borobudur Kota Malang kini makin sering dilanda banjir. Begitu hujan, air akan menggenang. Apalagi air yang berasal dari Perumahan Griyashanta dan Permata Jingga. Dulu, semuanya mengalir menuju satu arah ke daerah baku sawah yang ada di Pandanwangi dan Bunulrejo.
“Itu dulu, tapi sekarang lahan baku sawahnya sudah berkurang, tapi debit air kan tetap,” urai Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Hadi Santoso Selasa (6/10).
Hal ini yang menurutnya jadi penyebab utama banjir disana. “Ditambah perubahan peruntukkan lahan, yang dulu RTH (Ruang Terbuka Hijau) sekarang sudah jadi perumahan, kan daya serapnya jadi kurang,” tambah Soni – sapaan akrabnya.
Solusinya, DPUPRPKP Kota Malang bakal membuat crossing saluran besar di pertigaan patung pesawat. Saluran air itu akan membagi air, utamanya kembali ke arah jembatan daerah Mojolangu.
“Lokasinya di bawah taman nanti. Jadi mulai patung pesawat itu. Idenya sudah sejak 2005, Sekdaprov sudah melihat, itu opsi satu-satunya untuk membendung air,” tandas Soni.
Untuk proyek ini, Rp 128 Miliar harus disiapkan. “Itu panjang, jadi nanti diarahkan ke jembatan di Kali Brantas itu. Airnya langsung mengalir masuk ke situ nanti. Juga di beberapa titik akan kami buat saluran terbuka, biar untuk wisata sekalian,” tutupnya.