Fapet UB dan PT. Rumah Desa Sejahtera Akan Buat Inovasi Alternatif Pakan Ternak dari Biji Kurma »

BKGN FKG UB Ajak Masyarakat Tak Takut Berobat di Era Pandemi » Prasetya UB
Bkgn Fkg Ub Ajak Masyarakat Tak Takut Berobat Di Era Pandemi » Prasetya Ub

penandatanganan nota kerjasama antara Fapet UB dan PT. Rumah Desa Sejahtera

Pakan dalam kegiatan usaha peternakan merupakan komponen biaya produksi tertinggi. Selain itu ketersediaan bahan bakunya pun terbatas karena sempitnya lahan, pengaruh musim, dan bersaing dengan industri lain.

Iklim tropis Indonesia yang memiliki suhu dan kelembaban relatif tinggi sepanjang tahunl memicu heatsress pada ternak. Mengakibatkan kesehatan ternak terganggu sehingga terjadi penurunan konsumsi pakan dan penurunan produktivitas.

Menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Dr.Ir. Tri Eko Susilorini, MP.,IPM.,ASEAN Eng untuk mengatasi permasalahan itu diperlukan pengolahan bahan pakan alternatif yang murah namun memiliki segudang manfaat.

Biji kurma dinilai dapat ditambahkan dalam komposisi pakan kosentrat untuk semua ternak baik ruminansia maupun non ruminansia. Sebab mengandung karbohidrat kasar (KH), protein, lemak, serat kasar (SK), dan mineral. Disamping itu pemanfaatan produk sampingan dari buah kurma itu bisa menekan biaya pakan.

Peryataan tersebut terdengar oleh Ir. Ali Baradja, Direktur PT. Rumah Desa Sejahtera yang hendak mengembangkan usahanya dengan memulai bisnis peternakan dalam bidang pakan alternatif.

Untuk merealisasikan rencananya itu, dia menggandeng Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) untuk melakukan penelitian mendalam terkait inovasi pakan menggunakan biji kurma untuk pakan ternak rumiansia dan non ruminansia.

Naskah kesepakatan ditandatangani oleh Ir. Ali Baradja dan Prof. Suyadi (Dekan), Senin (25/01/2020). Ruang lingkup penelitian ada pada tiga bagian yaitu uji pemanfaatan by-product biji kurma sebagai pakan alternatif pada ayam petelur dan pendaging, penggemukan kambing, dan pada sapi perah Friesian Holstein.

Kedua belah pihak juga menyepakati kerjasama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk mendukung program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia mengenai Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Prof. Suyadi mengatakan penerapan MBKM ialah dengan memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi diri secara luas.
Sehingga sistem pembelajarannya tidak lagi mengenai teori yang diajarkan di kelas. Namun menekankan pada pertukaran pelajar, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi atau proyek independen, membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik, serta magang / praktik kerja.

“Kami berharap melalui kerjasama ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengasah kemampuannya. Sehingga dapat melahirkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan perkembangan teknologi.” Jelasnya (dta)

Baca berita ter-update di Google News Blok-a.com

Ikuti juga saluran Whatsapp kami

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?