Dewan Bakal Kaji Lagu Daerah Jadi Muatan Lokal di Sekolah Kota Malang

Ilustrasi : Anak di Kota Malang Jauh dari Lagu Adat Daerah, DPRD Komisi D : Kami Akan Review Kurikulum Muatan Lokal (foto : Widya Amalia)
Gedung DPRD Kota Malang (foto : Widya Amalia/blok-a)

Kota Malang, blok-a.com – Menanggapi hasil survei Museum Musik Indonesia (MMI) mengenai lagu daerah dan anak, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi D Ahmad Farih Sulaiman menyayangkan hal tersebut.

Pasalnya hasil survei MMI menunjukkan banyak anak di Kota Malang tidak hafal lagu daerah.

Malah, banyak di antaranya yang tidak mengetahui lagu daerah.

“Ini jelas miris,” paparnya, Rabu (16/8/2023).

Menurutnya, Kota Malang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan seharusnya lebih unggul wawasan lagu daerah. Tidak hanya itu, seharusnya generasi di Kota Malang lebih dekat dengan lagu kebangsaan dan nasional.

Perkembangan teknologi, lanjut dia, nyatanya kurang memberikan dampak positif bagi perkembangan anak. Dari sana, dia berjanji akan melakukan peninjauan kembali. Dalam dunia pendidikan, lagu daerah memiliki nilai-nilai yang bisa ditanamkan terhadap peserta didik. Dengan peserta didik tidak mengetahui lagu daerah, maka juga jauh dengan nilai-nilai tersebut.

“Nanti akan coba kita review terkait dengan kurikulum yang ada di Kota Malang ini terkait dengan lagu daerah dan nasional sudah masuk apa belum,” ungkap lelaki berkacamata ini.

Solusi yang bisa dilakukan dalam waktu dekat, lanjut Ahmad, adalah meninjau kurikulum di sekolah. Muatan lokal (mulok) akan mengalami tinjauan kembali. Peninjauan itu bertujuan untuk melihat ketepatan kurikulum pada peserta didik.

“Kita harus merujuk kembali ke kurikulum kita, apa yang kurang pas diperbaiki,” paparnya.

Menurutnya, faktornya bermacam-macam. Selain masifnya teknologi, juga banyak kemungkinan peserta didik yang cenderung menjauhi lagu daerah. Seperti memang tidak suka, tidak tahu, atau tidak diajarkan di sekolah.

Hal itu berbeda dengan yang terjadi di masa lalu. Pendidikan sekolah mewajibkan peserta didik untuk menghafalkan lagu nasional dan lagu daerah. Bahkan hal tersebut kerap dilombakan untuk motivasi.

Ahmad menyebut, pendekatan lain bisa menggunakan metode konten. Ahmad menghimbau agar diperbanyak konten lagu daerah di sosial media.

“Coba itu kan nggak pernah direkam diposting dishare waktu menyanyikan lagu daerah. Maka kita bisa mencobanya,” paparnya.

Pendekatan tersebut nantinya akan diajukan untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Terutama mengenai pendidikan muatan lokal. (mg2/)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?