Jakarta, blok-a.com – Syahrul Yasin Limpo (SYL), secara resmi pamit dari Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertanian. Hal itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Minggu (8/10/2023) petang.
Presiden Jokowi menerima Syahrul di ruang Jepara Istana, yang berlangsung selama sekitar satu jam, dimulai pada pukul 18.30 hingga 19.30 WIB.
Pertemuan ini dilakukan secara tertutup dan tanpa akses bagi awak media, termasuk wawancara atau pengambilan video.
Melalui pernyataan tertulis, Syahrul menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi karena telah menerima pertemuan tersebut. Dia juga menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa membantu Presiden hingga akhir masa jabatan.
“Saya mohon maaf dan pamit pada Bapak Presiden karena tidak bisa menyelesaikan tugas atau tidak bisa lagi membantu Bapak Presiden sampai akhir masa jabatan,” ungkap Syahrul.
Selama pertemuan, ia menyerahkan laporan pertanggungjawaban tugasnya sebagai Menteri Pertanian sejak Oktober 2019.
Politikus NasDem ini mengatakan bahwa semua prestasi yang dicapai selama masa jabatannya adalah hasil keberhasilan Presiden Jokowi.
Namun, Syahrul juga menegaskan bahwa jika ada kesalahan yang terjadi selama masa jabatannya, itu adalah tanggung jawab pribadinya sebagai menteri yang menjalankan visi dan misi Presiden.
“Sedangkan, jika ada kesalahan selama menjadi menteri, hal itu adalah tanggung jawab saya yang menjalankan jabatan ini,” tegasnya.
Selama menjabat, Syahrul mengklaim bahwa lembaganya telah menerima total 71 penghargaan. Meski begitu, ia menegaskan bahwa semua prestasi ini adalah hasil kerja sama tim dan kepemimpinan Presiden.
Ikuti Proses Hukum
Dalam konteks masalah hukum yang menjeratnya di KPK, Syahrul mengatakan bahwa dia akan bersikap kooperatif dan mengikuti proses hukum yang berlaku.
“Saya sampaikan bahwa Saya akan menghadapi hal tersebut secara koperatif dan dengan penghormatan terhadap hukum yang berlaku,” katanya.
Sebagai informasi, Syahrul telah menjadi tersangka dalam perkara dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian.
Ia dirumorkan sempat menghilang sejenak setelah statusnya berubah menjadi tersangka.
KPK telah melakukan penggeledahan di rumah dinas dan kantor Syahrul.
Diketahui, saat dikabarkan menghilang ia sedang mengunjungi Spanyol dan Italia untuk menjajaki kerjasama serta berbicara tentang isu-isu global seperti perubahan iklim dan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Setelah kembali ke Jakarta, ia mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya.(lio)