Awas! Ini Dampak Abu Vulkanik Erupsi Semeru bagi Kesehatan

Dampak semeru kesehatan
Sejumlah warga di lokasi terdampak bencana awan panas guguran Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Minggu (4/12/2022). (ANTARA/HO-SAR Surabaya)

blok-A.com – Gunung Semeru kembali erupsi, Minggu (4/12/2022). Awan panas guguran (APG) meluncur sejauh 7 km dari kawah Jonggring Saloko menuju ke arah tenggara dan selatan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut telah dinaikkan dari Level 3, atau Siaga menjadi Level 4 atau Awas sejak Minggu (4/12) pukul 12.00 WIB.

Awan panas dan abu vulkanik yang disebabkan letusan Gunung Semeru dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan jika tepapar langsung dan terus-menerus.

Abu vulkanik terdiri dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi dengan diameter kurang dari 2 mm.

Abu vulkanik letusan Semeru dapat terbawa angin dan melayang di udara sehingga menimbulkan berbagai ancaman kesehatan.

Mengutip dari laman International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN), berikut dampak paparan abu vulkanik bagi kesehatan.

1. Gangguan Pernapasan

Partikel abu yang dikeluarkan letusan gunung berapi bisa berukuran halus dan sangat kecil. Sehingga mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru.

Paparan abu vulkanik yang terhirup oleh manusia dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di dada serta berisiko menggangu sistem pernapasan.

Gejala jangka pendek pada sistem pernapasan yang umumnya terjadi, meliputi:

  • Iritasi hidung dan keluarnya cairan (pilek).
  • Iritasi tenggorokan dan sakit tenggorokan, terkadang disertai batuk kering.
  • Berisiko mengembangkan gejala bronkitis parah yang berlangsung beberapa hari setelah terpapar abu.
  • Pada penderita asma dapat menimbulkan sesak napas, mengi, hingga batuk.
  • Tidak nyaman saat bernapas.
  • Berpotensi menyebabkan penyakit paru-paru yang serius.

Orang yang menderita asma atau masalah paru-paru lainnya seperti bronkitis, emfisema, dan masalah jantung tergolong ke dalam kelompok yang paling berisiko.

Sebab, partikel abu halus dapat mengiritasi saluran udara, menyebabkannya berkontraksi, dan membuat pernapasan lebih sulit pada orang dengan penyakit paru-paru.

2. Iritasi mata

Dampak lain dari abu vulkanik erupsi Gunung Semeru adalah iritasi mata. Kondisi tersebut umum terjadi karena serpihan pasir dapat menyebabkan goresan di bagian kornea dan konjungtivitis atau mata merah. Berikut gejalanya:

  • Merasa ada benda asing di dalam mata.
  • Merasakan sakit, gatal atau merah di mata.
  • Keluarnya cairan lengket atau terjadinya robekan.
  • Abrasi atau goresan pada kornea.
  • Mata merah karena peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam.

3. Iritasi Kulit

Sebagian orang yang terpapar abu vulkanik bisa jadi merasakan iritasi pada kulit, terutama jika abu bersifat asam. Gejalanya meliputi:

  • Iritasi dan kemerahan pada kulit.
  • Infeksi sekunder akibat garukan.
  • Efek kesehatan tidak langsung dari hujan abu

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah untuk melindungi diri dan mengurangi intensitas paparan abu vulkanik, di antaranya:

  1. Kurangi aktivitas di luar rumah menggunakan kendaraan
  2. Setelah hujan abu, jarak pandang akan terganggu karena sisa-sisa abu menutupi udara di sekitarnya, begitu pula pada kualitas udara yang memburuk. Namun, jika diharuskan untuk mengemudi, Anda bisa menjaga jarak cukup jauh dari kendaraan lain, serta mengemudi secara perlahan.
  3. Tutup semua pintu dan jendela yang ada di rumah jika memungkinkan.
  4. Pakai masker yang direkomendasikan untuk melindungi diri dari paparan debu.
  5. Tetap berada di dalam rumah, khususnya bagi orang dengan penyakit paru-paru.
  6. Gunakan kacamata pelindung atau kacamata korektif untuk melindungi mata dari iritasi.

(lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?