Blok-a.com – Kelenteng Eng An Kiong merupakan kelenteng tertua di Malang yang sudah berusia hampir dua abad atau tepatnya 197 tahun.
Selain menjadi salah satu bangunan tertua di Kota Malang, Kelenteng Eng An Kiong juga merupakan peninggalan sejarah turunan ketujuh Jendral Dinasti Ming.
Kelenteng tertua ini terletak di Jl R.E. Martadinata No 1, Kota Lama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.
Dengan usianya yang hampir menginjak dua abad, tentu Kelenteng Eng An Kiong menyimpan banyak sejarah yang belum diketahui banyak orang. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut blok-a.com akan mengulas sejarah Kelenteng Eng An Kiong.
Sejarah Kelenteng Eng An Kiong
Klenteng Eng An Kiong didirikan pada tahun 1825. Pendiri Klenteng Eng An Kiong adalah orang militer yang bernama Liutenant Kwee Sam Hway. Berdasarkan sejarah, klenteng dibangun dalam dua periode.
Kelenteng ini dibangun dalam dua periode, bangunan pertama yakni ruangan tengah dikerjakan pada tahun 1825 baru kemudian menyusul bangunan lainnya pada 1895 hingga 1934.
Nama Kelenteng Eng An Kiong sendiri memiliki makna yang mendalam, yaitu istana keselamatan dalam keabadian Tuhan dan merupakan persembahan kepada Dewa Bumi.
Patung Dewi Bumi dibawa dari Tiongkok manggunakan tandu kayu jati yang berlapis kertas emas, yang hingga saat ini keberadaannya masih ada. Kwee Sam Hway menjadi pengurus klenteng pada tahun 1842 hingga 1863.
Ciri khas lain dari kelenteng ini yaitu warna bangunan yang didominasi warna merah dan kuning. Merah memiliki makna kehidupan, kebahagian dan keberanian. Sedangkan warna kuning memiliki makna keagungan.
Arsitektur Kelenteng Eng An Kiong
Kelenteng Eng An Kiong memiliki luas bangunan sekitar 5.000 meter persegi. Klenteng memiliki 99 rupang atau kiem siem (patung dewa-dewi) di seluruh ruangan. Sekarang juga terdapat aula untuk kegiatan kesenian.
Sekilas, Klenteng Eng An Kiong mirip dengan bentuk bangunan di Tiongkok. Di bagian depan terdapat pilar-pilar yang dihiasi dengan ukiran.
Seperti ukiran berbentuk naga yang menghiasi setiap sudut bangunan klenteng. Lukisan yang memiliki nilai seni tinggi dan makna yang mendalam turut berjajar rapi di beberapa sisi bangunan.
Bangunan klenteng memang menggabungkan gaya arsitektur Tiongkok dengan Eropa. Namun 80 persennya didominasi gaya Tiongkok. Sementara sisanya bergaya Eropa, yakni pada kerangka bangunan.
Hampir 90 persen struktur bangunan dan ornamen yang ada di Kelenteng Eng An Kiong masih terjaga keaslianya.
(hen)
Discussion about this post