Kota Malang, blok-a.com – Ardi Maulana (21) kaget. Uang di rekeningnya dikuras Rp 3 juta.
Hilangnya uang pemuda asal Sukun, Kota Malang itu diduga dari tejahatan siber.
Dia awalnya dihubungi nomor tidak dikenal. Dalam teleponnya, ada seseorang yang mengaku dari jasa ekspedisi.
Orang itu menjelaskan, Ardi memesan sebuah paket. Padahal Ardi tidak merasa memesan apapun.
“Saya kira nyasar dan saya ditelepon terus. Dia bilang, aku cuma kurir. Saya disuruh download aplikasi yang dikirim penipu dan mengklik aplikasinya,” ujar Ardi dikonfirmasi, Rabu (7/12/2022).
Setelah mengunduh aplikasi itu, Ardi tiba-tiba menerima notifikasi. Notifikasi itu menyebut saldo tabungannya berkurang Rp 3 juta.
Notifikasi itu muncul dari aplikasi mobile banking yang sudah terinstal.
Padahal, Ardi tidak merasa memberikan pin atau password ke siapapun. Dia hanya mengunduh aplikasi itu.
“Dan terjadi ada notif di bank saya, kalau saldo saya tertransfer sebanyak Rp 3 juta. Padahal saya enggak kasihkan kode pin ATM saya tapi hilang uang saya,” ujarnya.
Ardi sudah berusaha untuk mengembalikan uang itu. Dia sudah melapor ke bank ia menabung.
Dia hanya diminta menunggu 20 hari. Namun akhirnya pihak bank tidak bisa berbuat apa-apa.
“Saya minta tolong dicek tapi mereka gak bisa,” keluhnya.
Peristiwa itu sudah ia laporkan ke Polsek setempat. Namun dia diarahkan langsung ke Polresta Malang Kota dan hal itu belum ia lakukan.
“Saya belum sempat ada waktu,” ujarnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, AKP Bayu Febrianto Prayoga mengatakan, di Kota Malang memang marak terjadi kejahatan phising atau salah satu bentuk kejahatan digital yang dapat merugikan korbannya.
Pihaknya juga telah menerima beberapa laporan dari korban kejahatan tersebut. Dirinya menjelaskan, bahwa aplikasi phising yang dilaporkan oleh korban terdiri dari berbagai macam cara dan bentuk.
“Bentuk link phising-nya berbeda-beda, seperti link phising-nya itu ada yang mirip platform bank, dan ada juga yang mirip platform e-commerce,” kata Bayu pada Selasa (6/12/2022).
Hingga saat ini, pihaknya masih terus mendalami laporan dari para korban tersebut.
“Saat ini, kami masih lakukan penyelidikan dan pendalaman. Apakah sebelumnya korban ini seperti menang undian lalu dimintai beberapa data pribadi dan kemudian dikirimi link phising, ataukah korban hanya dikirimi link phising dan setelah diklik data pribadinya langsung hilang,” katanya.
Bayu juga meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati apabila menerima kiriman link mencurigakan melalui gawai.
“Intinya, apabila menerima link yang mengatasnamakan instansi atau bank, lebih baik cek dahulu. Jangan langsung mengklik link tersebut. Segera konfirmasi ke pihak bank atau pihak instansi terkait untuk memastikan apakah benar telah mengirim link tersebut,” katanya. (bob)
Discussion about this post