Atasi LPG 3 Kg Langka, Pemkab Probolinggo Sudah Siapkan Langkah

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Probolinggo, blok-a.com – Persoalan kelangkaan gas LPG 3 kg di wilayah Probolinggo diduga terjadi di level pengecer. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan bergerak untuk mengatasinya dengan melakukan beberapa langkah strategis.

Jika tidak segera ditanggulangi, akan bermunculan pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengeruk keuntungan.

Informasi di lapangan, stok dan penyaluran dari pihak Pertamina, agen, dan SPBE dipastikan aman tidak ada masalah ataupun kendala.

Kepala Bagian Perekonomian, Kabupaten Probolinggo, Jurianto, mengatakan langkah yang ditempuh Pemkab Probolinggo adalah berkoordinasi intens bersama Pertamina bersama instansi/perangkat daerah yang membidangi urusan perdagangan akan memantau distribusi LPG melalui agen dan pangkalan LPG.

Pemkab meminta masyarakat untuk tidak panik dan membeli sesuai dengan kebutuhan.

“Konsumen gas LPG 3 kilogram bisa langsung membeli di pangkalan resmi Pertamina untuk mendapatkan harga normal,” ujarnya.

“Masyarakat diimbau tidak perlu resah, cara paling gampang adalah membeli di pangkalan resmi Pertamina atau SPBU terdekat agar mendapatkan stok yang selalu tersedia dengan harga sesuai HET sebesar Rp16.000 yang ditetapkan Gubernur Jawa Timur,” imbuhnya.

Saat ini, jumlah pangkalan LPG 3 kg se-Kabupaten Probolinggo berjumlah 586 pangkalan yang telah tersebar di seluruh kecamatan.

Selain melakukan pengawasan kepada pengecer, Pemkan juga akan melakukan sosialisasi konsumen LPG yang berhak dan tidak berhak sesuai amanat dalam SK Surat Edaran Dirjen Migas nomor B-2461/MG.05/DJM/2022 ditengarai masih ada hotel, restoran, kafe, yang menggunakan LPG 3 kg yang bukan peruntukannya.

“Mereka membeli di pengecer yang mengambil hak masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

Langkah strategis lainnya, kata Jurianto, Bagian Perekonomian & SDA bersama Pertamina, Hiswana dan instansi terkait sedang mengevaluasi persebaran pangkalan dan tabung 3 kg di wilayah yang ditengarai potensi kekurangan.(rid/lio)