Guru Hebat Guru Literat

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar. (Shutterstock)
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar. (Shutterstock)
Sundari, S.Pd., M.Pd

Oleh: Sundari, S.Pd., M.Pd
Kepala SDI Riyadlul Mubtadiin Kedok Turen Malang

Bisa karena biasa, untaian kalimat ini layak diberikan jempol karena dapat dipakai sebagai penyemangat kita untuk menjadikan sebuah karya.

Kebiasaan baik seperti halnya membaca dan menulis, jika menulis itu dilakukan setiap hari niscaya akan terkumpul tulisan yang panjang dan bisa diterbitkan untuk menjadi sebuah buku. Pun demikian juga dengan membaca, kita akan hafal dengan kalimat-kalimat yang tertulis dan menjadikannya sebuah referensi yang bisa dikembangkan.

Kami sebagai guru mengajak para siswa untuk menulis sebuag puisi tentang ibu. Jika semua siswa di sekolah membuat satu judul puisi saja maka satu buku antologi akan tercetak cantik yang menghiasi deretan pustaka di sekolah.

Guru berperan dalam proses pembelajaran yang meliputi guru sebagai: sumber belajar; fasilitator; pengelola pembelajaran; demonstrator; pembimbing; motivator; dan penilai. Guru sebagai sumber belajar maka gurulah yang menjadi tempat peserta didik menggali atau mengambil pelajaran.

Sebagaimana diketahui bahwa tanggung jawab seorang Guru yaitu memberikan fasilitas para siswa dalam belajar dengan kemauannya sendiri, mengembangkan kurikulum sekolah, melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, jasmaniah), dan memberikan bimbingan penuh kepada murid. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan proses belajar.

Sukses dan berkembangnya literasi peran guru sangatlah besar. Guru menjadi kunci suksesnya talenta dan perkembangan digital yang diterapkan dalam sistem pembelajaran.

Mereka para guru khususnya memegang peran yang penting, jika tidak waspada malah menjadi penghambat atas talenta yang sudah dimiliki para siswa sejak awal. Berkenaan dengan bakat merupakan aspek pertama dalam kelanjutan belajar. Talenta dan keterampilan saat ini yang selalu dibutuhkan untuk menjadi guru literasi yang efektif.

Selain berkenaan dengan bakat, talenta, dan keterampilan, aspek ini berkenaan juga dengan tanggung jawab yang dibutuhkan dalam mengelola kelas, serta sikap yang harus dibentuk dan ditunjuk kerjakan pada saat melaksanakan pembelajaran literasi.

Dalam bahasa Jawa guru adalah penggalan kata dari digugu lan ditiru artinya diikuti dan ditirukan. Apa pun yang dikerjakan oleh seorang guru dipakai sebagai contoh bagi para siswanya.

Jika saja guru menulis tidak menutup kemungkinan bahwa siswa pun ingin menirukannya. Menjadi guru hebat itu merupakan bonus seorang pendidik dan menjadi guru literat itu tujuan utama seorang pendidik.

Kereta kuda lambat jalannya
Tapak demi tapak teratur berirama
Guru hebat guru idola
Guru literat guru berbudaya.(*)

*Sundari, S.Pd.,M.Pd adalah guru dan Kepala SDI Riyadlul Mubtadiin Kedok Turen Malang. Dilahirkan di Ngawi Jawa Timur pada 20 Februari 57 tahun yang lalu. Perempuan yang peduli dengan dunia pendidikan ini menyelesaikan pendidikan di usia yang tidak muda lagi. Lulus S1 PGSD Universitas Terbuka tahun 2018 dan S2 Pendidikan IPS di Universitas Kanjuruhan Malang pada 2020. Pemilik motto “Semangat belajar tanpa batas usia ini” berusaha mengasah kemampuan menulis dengan mengikuti berbagai pelatihan menulis dan sudah merilis buku solo serta antologi sejak 2020. Contact person: email bunda591@gmail.com.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?