Usai Didemo Warga, Pemdes Badean Banyuwangi Sepakat Ajukan Penutupan TPA

Lokasi bekas galian C di depan wisata Alam Indah Lestari (AIL), Desa Badean, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, yang kini difungsikan sebagai TPA.
Lokasi bekas galian C di depan wisata Alam Indah Lestari (AIL), Desa Badean, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, yang kini difungsikan sebagai TPA.

Banyuwangi, blok-a.com – Ratusan warga Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari menuntut agar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) di Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi ditutup.

Aksi demo warga yang didominasi para emak-emak tersebut digelar di Balai Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari, Jumat (14/7/2023). Di hadapan anggota Muspika Blimbingsari dan Kepala Desa (Kades) Badean Nursamsi, akhirnya terjadi kesepakatan.

Kesepakatan tersebut tertulis diatas kertas bermatrei yang ditandatangani oleh Kades Badean Nursamsi, dan Koordinator Perwakilan Masyarakat, Anton Al-Muqsith. SH, perihal penutupan TPA yang ditujukan kepada Bupati Banyuwangi.

Baca Juga: Bau Anyir dan Tak Sedap Luapan Air TPA Badean Banyuwangi Dikeluhkan Warga

Nursamsi menyatakan komitmennya dan mendukung permintaan warga.

“Saya siap akan mengawal permintaan warga, tidak usah khawatir ada apa – apa, saya siap bertanggungjawab,” kata Nursamsi.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) Banyuwangi melalui Dinas Ingkungan Hidup (DLH), PUCKPP, Dinas PU Pengairan, BPBD, serta Dinkes melalui Puskemas Badean, mendatangi lokasi bekas galian C yang terletak di depan wisata Alam Indah Lestari (AIL), Desa Badean, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Selasa (11/7/2023).

Hal tersebut dilakukan menindaklanjuti permasalahan adanya keluhan warga Desa Badean terkait luapan air hujan di bekas galian C yang saat ini menjadi Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) di Banyuwangi.

Seperti keterangan salah satu warga Desa Badean Nur Samsi, akibat diguyur hujan yang terjadi beberapa hari sebelumnya, bekas galian C yang saat ini dijadikan TPA airnya meluap dan mengalir ke area rumah warga dengan menimbulkan bau anyir dan tidak sedap.

“Yang kami keluhkan bukan hanya bau anyir dan tidak sedap, tetapi juga cemas jika aliran air sampah yang tercemar tersebut masuk ke dalam aliran irigasi sungai yang biasa digunakan oleh warga untuk mencuci pakaian,” kata Nur Samsi.

“Jika permasalahan tersebut tidak segera ditindakalnjuti oleh Pemerintah, sangat mengganggu ketenangan, kenyamanan, dan kesehatan warga,” imbuhnya.

Dari pantauan blok-a.com, Saluran irigasi dekat persawahan jebol karena curah hujan tinggi, membuat debit air besar sehingga membludak ke lahan TPA.

Aliran air hujan yang terkena tumpukan sampah akhirnya meluap ke jalanan dan menimbulkan bau tak sedap yang dirasakan warga Badean. (kur/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?