Upaya untuk Menjadikan Pantai Bajulmati Lokasi Konservasi Penyu

Pelepasan penyu di Pantai Bajulmati Kabupaten Malang (blok-a/Putu Ayu Pratama S)
Pelepasan penyu di Pantai Bajulmati Kabupaten Malang (blok-a/Putu Ayu Pratama S)

Kabupaten Malang, Blok-a.com – Upaya pelestarian fauna langka terus dilakukan sebagai bentuk perlindungan di Kabupaten Malang. Salah satu upaya pelestarian itu ada di Pantai Bajulmati di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.

Pantai Bajulmati Kabupaten Malang itu bahkan dijadikan sebagai ibukota penyu.

Meskipun demikian, dalam upaya konservasi pelepasan tukik atau anak penyu tentunya mengalami pasang surut.

Ketua Bajulmati Sea Turtle Conservation (BTSC) Sutari menuturkan, ekosistem alam yang ada dan menjadi rumah penyu masih terbilang cukup terjaga di Pantai Bajulmati.

Di sisi lain, ia juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pengunjung untuk ikut berpartisipasi peduli terhadap kelestarian lingkungan.

“Kalau saat ini kita maksimalkan sosialisasi terus. Sampai ke sekolah sekolah kita ajak untuk memahami apa yang perlu dijaga dan dibantu kelestarian penyu,” tutur Sutari saat dikonfirmasi, Jumat (23/06/2023).

Kunjungan wisatawan yang masih menjadi perhatian khusus menurutnya. Sebab, penguatan edukasi maupun sosialisasi terhadap lingkungan bukan hal yang mudah.

Misalnya, para wisatawan yang diharapkan pada musim bertelur tidak mengganggu ketenangan di wilayah pesisir.

“Kita selalu imbu dan keliling untuk mengingatkan agar wisatawan tidak melakukan berbaga hal yang mungkin mengganggu seperti cek sound keras-keras. Mencari ikan dengan peralatan yang dilarang, atau membatasi api unggun,” jelasnya.

Dukungan serta dorongan untuk menularkan semangat konservasi terus ia tebarkan. Salah satunya melalui kegiatan sekolah alam yang diadakan dua kali dalam sepekan.

“Kegiatan itu dimaksudkan agar bisa menularkan semangat konservasi mulai usia dini. Sasarannya, siswa sekolah usia SD dan SMP,” tambahnya.

Tak hanya itu, kata Sutari, dukungan dari pemerintah daerah terus ia galakkan menurutnya. Sebab, selama ini pembiayaan untuk konservasi dan sekolah alam juga masih dilakukan swadaya oleh pengurus BSTC dan masyarakat sekitar.

Bantuan yang diharapkan, seperti halnya kolam karantina dan akses untuk pemindahan telur ke penampungan.

“Kalau amunisi yang dibutuhkan kelengkapan sarana prasarananya. Dalam penetasan masih seperti dulu dalam bak dan kolam karantina. Yang sebelumnya kita angkut truk banyak tidak bisa akses jadi sering kehilangan telur,” pungkasnya.

(ptu/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?