Ternyata Jembatan Pelor Kota Malang Pernah Difungsikan Jadi Jalur Lori Pembawa Tebu

Kondisi jembatan Pelor ketika perbaikan (foto : Widya Amalia/Blok-A)
Kondisi jembatan Pelor ketika perbaikan (foto : Widya Amalia/Blok-A)

Kota Malang, Blok-a.comJembatan Pelor Kota Malang dikenal sebagai jalur alternatif sepeda motor. Jembatan itu menghubungkan wilayah Kelurahan Samaan dan Kelurahan Oro-oro Dowo. Ternyata, Jembatan Pelor memiliki jejak sejarah panjang sejak zaman dulu kala. Dulunya Jembatan Pelor tersebut berfungsi sebagai jalur lori pembawa tebu menuju Pabrik Gula (PG) Kebon Agung yang terletak di wilayah Kabupaten Malang.

Pemerhati Budaya dan Sejarah Kota Malang, Agung Buana mengungkapkan sejarah Jembatan Pelor tersebut. Dia menyebut, hal itu diindakasi usai Jembatan Pelor tersebut dibangun berdekatan dengan PG Kebon Agung berdiri, yakni sekitar tahun 1905.

“Jadi PG Kebon Agung dibangun tahun 1905 dan tidak lama setelah itu, Jembatan Pelor dibangun,” ujar Agung, Kamis (30/9/2023).

Agung mengungkapkan, saat itu wilayah Kelurahan Samaan dan sekitarnya masih berupa hamparan ladang tebu yang subur. Tidak seperti sekarang yang sudah menjadi kawasan pasar dan hamparan makam. Saat itu juga Samaan belum padat pemukiman. Sehingga, jalur jembatan Pelor akan dipasangi rel lori untuk mengangkat hasil ladang.

“Dulu untuk kebutuhan mengangkat hasil tebu tidak menggunakan transportasi truk, tapi lori. Oleh sebab itu, dibuatlah jalur rel lori termasuk Jembatan Pelor yang menghubungkan ladang tebu menuju pabrik. Dan biasanya rel lori ini berada di tepi ladang tebu,” ungkap dia.

Saat ini, lanjut Agung, yang digunakan oleh masyarakat sebagai jalur alternatif tersebut merupakan bangunan Jembatan Pelor sisi Utara. Sayangnya bentuk Jembatan Pelor sisi selatan sudah tidak ada lagi.

“Sebenarnya Jembatan Pelor ini terdiri dari dua jembatan. Pertama yang melintasi Sungai Brantas dan kedua, yakni sisi selatan yang melintasi Jalan BS Riadi. Nah sisi selatan yang sudah tidak ada lagi wujudnya, sekarang menjadi bangunan masjid,” jelas dia.

Untuk skema rel lori sendiri, dimulai melintasi Jembatan Pelor. Lalu, rel tersebut akan berbelok ke kanan di Jalan Raung, kemudian terus hingga ke Jalan Jakarta masuk wilayah Langsep sampai lewat Jalan Mergan Lori. Selanjutnya, lori akan belok ke kanan hingga sampai ke PG Kebon Agung itu.

“Kalau saya menduga, perubahan fungsi itu terjadi di periode antara tahun 1950 hingga 1957. Dimana penggunaan lori di PG Kebon Agung sudah tidak lagi ke arah utara, lebih banyak diarahkan ke arah selatan, karena ladang tebu di area utara sudah menjadi permukiman,” tandasnya. (mg2/)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?