Kota Malang, blok-a.com – Kampung Tematik di Kota Malang mulai bangkit. Perekonomian mulai berputar pasca pandemi Covid-19.
Sekadar diketahui, pertumbuhan ekonomi di Kota Malang cukup bagus pada tahun 2023 yakni 6,32 persen. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang ini lebih baik dari Jawa Timur, dan juga Indonesia yang masih 5 persen.
Pertumbuhan ekonomi diklaim oleh Pemkot Malang salah satunya karena pengembangan wisata.
Nah pertumbuhan ekonomi ini pun dirasakan oleh salah satu perajin batik di Kampung Budaya Polowijen salah satu kampung tematik, Titik Suyani.
Titik kini mulai bangkit penjualan batiknya karena mulai maraknya wisatawan ke Kampung Budaya Polowijen.
“Iya alhamdulilah mulai banyak wisatawan ini yang ke sini dan juga tanya batik-batik dan beli,” kata dia.
Batik-batik yang dijualnya pun mempunyai ciri khas sendiri, yakni batik khas Arema dan juga khas Polowijen.
“Kan di sini ada padi jadi ini salah satunya batik padi dan juga ada Arema ada singanya,” kata dia.
Tak hanya itu, dia kini juga mengembangkan pekerjaannya. Kini Titik juga menjadi instruktur batik. Dia melatih batik di Kampung Budaya Polowijen.
Di Kampung Tematik Budaya Polowijen biasanya ada wisatawan yang tak hanya ingin membeli batik, mereka juga ingin belajar membatik.
Dia mematok tarif untuk 10 orang satu kali pelatihan di KBP itu sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 150 ribu per orang.
Untuk instruktur di KBP sendiri para peserta akan diajari mulai dari mecanting hingga disediakan kain sebagai membatik.
“Kami siapkan semua di KBP dan kainnya bisa dibawa pulang peserta,” kata dia.

Saat ini memang baru ada satu keluarga yang dilatih membatik oleh Titik di KBP. Selain itu, juga ada acara salah satu partai yang menjadikan Titik sebagai instruktur membatik.
“Iya satu keluarga kemarin ada yang minta diajari membatik, dan juga acara partai,” kata dia.
Namun, karena banyak pengunjung KBP yang mengetahui skil Titik, Titik juga jadi instruktur membatik di sejumlah institusi lainnya.
Mulai dari guru sekolah SD hingga SMP, atau lembaga pendidikan lainnya meminta Titik jadi pelatih membatik.
“Ya karena ada teman atau kenal dari KBP terus meminta saya untuk melatih,” kata dia.
Dia pun bersyukur dengan adanya program membatik di KBP ini dia punya penghasilan tambahan sebagai instruktur membatik.
“Dan untuk menjadi instruktur ini harus punya sertifikat dan saya punya sertifikat itu,” kata dia.
Honornya pun lumayan. Titik dia menyebut pasti berapa.
Namun honornya itu dia putar untuk modal mengembangkan produksi batiknya.
“Saya pakai untuk kembangkan produksi batik ini mas,” tuturnya.
Sementara itu, Penggagas Kampung Budaya Polowijen (KBP) Ki Demang memang membenarkan bahwa pengembangan wisata kampung tematik ini mulai terasa.
Pengembangan wisata itu terasa karena banyak rombongan yang ke kampung Tematik.
“Ini mulai banyak yang datang. Coba ke Kampung Warna-Warni itu sudah banyak bus-bus datang,” kata dia.
Dia menjelaskan, kampung tematik di Kota Malang kini mengembangkan program edukatif. Biasanya akan ada paket wisata untuk mengedukasi pengunjung.
Khusus untuk di KBP Ki Demang menjelaskan ada paket membatik dan juga membuat topeng.

“Kalau di kami kan itu paketnya membatik dan topeng. Kalau di kampung-kampung lain beda lagi,” ujarnya.
Dengan paket program edukatif itu menjadikan kampung tematik membangkitkan roda perekonomian warganya.
“Ya kalau ada pengunjung, kan kateringnya dari warga sekitar. Terus oleh-olehnya juga bisa dari warga sekitar,” kata dia.
Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi menjelaskan, komitmennya memang untuk mengembangkan wisata di Kota Malang sejak menjambatnya.
Pengembangan wisata itu tujuannya adalah untuk membangkitkan perekonomian pasca Covid-19.
“Ya saya cari mana ini yang bisa dikembangkan, kan kalau alam kami gak punya. Jadi kami maksimalkan di Kampung Tematik,” kata dia.
Selain itu, dia juga mendorong agar Kota Malang sebagai kota penyangga wisata di Malang Raya.
Koordinasi pun sering dilakukan ke Pemkab Malang dan juga Pemkot Batu.
“Bagaimana nantinya wisatawan yang ke Bromo ini nginap atau membeli oleh-olehnya di Kota Malang,” kata dia.
Terbukti, wisatawan Kota Malang pada tahun 2022 kemarin mencapai 13 juta lebih.
Hal ini pun menjadi penyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang pada tahun 2022 lalu.
“Rata-rata tiap hari ada 37.500 wisatawan datang ke Kota Malang. Kalau masing-masing wisatawan mengeluarkan uang Rp 100.000 saja per hari, maka uang yang beredar dari wisatawan di Kota Malang setiap harinya sekitar Rp 375.000.000 per hari,” kata Baihaqi.
Discussion about this post