KOTA MALANG – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut ada gerakan yang mengambil paksa posisi ketua umum di Partai Demokrat. Orang-orang tersebut diduga berasal dari lingkaran pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Setidaknya ada 6 kader sekaligus mantan kader Partai Demokrat yang disinyalir dalam proses ‘kudeta’ itu. Tujuan dari pengkudetaan tersebut diduga karena kepentingan seseorang untuk maju di Pemilihan Presiden 2024.
Menanggapi hal tersebut Pakar Politik Univesitas Brawijaya, Wawan Sobari, S.IP, MA, Ph.D mengaku pernyataan AHY tersebut adalah bersifat spekulatif.
“Menurut saya masih spekulatif,” kata ia, Selasa (2/2).
Wawan juga membeberkan, jika memang benar kabar tersebut tidak spekulatif seharusnya AHY berani untuk mengeluarkan bukti rekaman atau undangan sejumlah kelompok yang akan mengkudeta pucuk pimpinan partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
“Kalau AHY sudah membeber bukti rekaman, chat, undangan dan lain-lain itu baru bisa jadi bukti,” tutur ia.
Sebagai informasi, dari 6 nama yang diduga akan mengkudeta Partai Demokrat itu terdapat satu sosok nama yang berada di lingkar Presiden Jokowi, yakni Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Diduga tujuan Moeldoko ingin mengkudeta AHY dari jabatan Ketum Partai Demokrat adalah Moeldoko ingin maju sebagai calon presiden di tahun 2024.
AHY pun sudah melayangkan surat ke Presiden Jokowi agar menindaklanjuti kabar pengkudetaan partai yang berkuasa selama 10 tahun, yakni 2004 hingga 2014 itu.