Kota Malang, blok-a.com – Hotel-hotel di Kota Malang pasca pandemi Covid-19 ini perekonomiannya mulai bangkit. Salah satunya adalah Hotel Whiz Prime.
Perekonomian itu bangkit setelah tingkat keterisian hotel meningkat pasca pelonggaran peraturan pembatasan Covid-19 di Kota Malang.
Bahkan tingkat keterisian di tahun 2023 ini lebih tinggi daripada sebelum Covid-19. Tingkat keterisian hotel Whiz Prime di Kota Malang lebih tinggi 10 persen.
Untuk rerata pada Januari- Februari 2023 tingkat keterisian kamar di Hotel Whiz Prime mencapai 80 persen.
“Kalau boleh saya bilang lihat data ini, jika dibanding tahun sebelum Covid-19 atau 2019 lebih baik 2023. Naik 10 persen,” kata General Manager Whiz Prime Hotel, Aziz Sismono ke blok-a.com, Jumat (17/3/2023).
Sekadar diketahui, untuk kamar hotel di Whiz Prime sendiri ada sekitar 150 kamar. Whiz Prime sendiri terletak di pusat Kota Malang di Jalan Basuki Rahmat atau Koridor Kayutangan Heritage.
Aziz menjelaskan, ada sejumlah faktor yang menjadikan tingkat keterisian pasca Pandemi Covid-19 lebih baik dari sebelum pandemi.
Salah satunya adalah roda perekonomian di Kota Malang cukup meningkat pasca pandemi Covid-19.
Banyak wisatawan atau pekerja di luar Kota Malang yang berkunjung atau bekerja atau dinas ke Malang.
Memang benar berdasarkan data BPS Kota Malang yang dihimpun blok-a.com, pada tahun 2022 lalu tercatat lapangan usaha di bidang transportasi tumbuhnya tertinggi daripada lapangan usaha lainnya dan disusul penyediaan akomodasi dan makan minum.
Kendaraan dari luar Kota Malang yang masuk melalui exit tol Madyopuro cukup banyak dan meningkat.
Selain itu orang dari luar kota yang berwisata atau bekerja menuju ke Malang juga meningkat pasca pandemi Covid-19.
“Tentunya karena pelonggaran peraturan Covid-19 ini, keterisian kamar di hotel kami meningkat juga,” kata dia.
Khusus untuk penginap dengan tujuan wisata, kata Aziz, memang berkontribusi cukup dominan dalam peningkatan okupansi pada tahun 2023.
Dari kenaikan okupansi pada tahun 2023 ini, kontribusi penginap yang merupakan wisatawan adalah 20 persen. Angka itu mendominasi dalam kontribusi kenaikan okupansi pasca Covid-19.
“Memang banyak dan bermacam-macam sih untuk penginap ya ada dari wisatawan. Tapi juga ada yang bekerja seperti rapat dinas,” kata dia.
Wisatawan ini biasanya menginap di Whiz Prime karena tujuan wisatanya ke Bromo ataupun ke Kota Batu. Biasanya penginap datang rombongan dari luar Kota.
“Jadi Kota Malang ini sebagai kota penyangga wisata kan mas. Biasanya itu nginapnya di Whiz Prime dan wisatanya ke Bromo atau ke Kota Batu kebanyakan,” ujarnya.
Aziz menambahkan, Whiz Prime khusus bekerjasama agar hotelnya dijadikan penginapan wisatawan.
Caranya adalah meneken kontrak kerjasama dengan agen travel besar. Kerjasama itu jangka waktunya satu tahun. Keuntungannya, Whiz Prime akan memiringkan harga kamar khusus untuk agen travel itu.
“Kalau agen travel besar itu biasanya satu tahun. Agen travel kecil akan masuk nge-sub di kerjasama itu, untuk membawa rombongan paket wisata ke Bromo dan menginapnya di Whiz Prime,” tuturnya.
Dengan kerjasama itu,Hotel Whiz Prime tak pernah sepi dari penginap. Apalagi, promo-promo setiap bulannya juga diberikan.
Tak mengagetkan jika dengan meningkatnya aktivitas wisata dan perekonomian di Kota Malang, Whiz Prime mampu menghapuskan dahaga para pegawainya.
Untuk setiap bulannya ada yang namanya servica charge. Service charge ini artinya bonus setiap bulan yang diberikan ke pegawai di luar gaji Upah Minimum Kota (UMK) Kota Malang.
Aziz menjelaskan, setiap pegawai-nya rerata pada tahun 2022 lalu diberikan service charge Rp 3 juta.
Service charge itu bahkan meningkat pada tahun 2023 di bulan Januari-Februari.
“Sedangkan di 2023 ini rata-rata service chargenya Rp 4,5 juta,” kata dia.
Tentu dengan ini, Aziz mengaku suasana perekonomian di Kota Malang ini terasa hingga ke para pegawainya.
“Kalau Pak Wali (Wali Kota Malang, Sutiaji) bilang itu cukup tinggi pertumbuhan ekonominya maka memang benar. Semoga pertumbuhan ekonominya Kota Malang terus meningkat,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi pihaknya memang diinstruksikan oleh Wali Kota Malang, Sutiaji untuk mengoptimalkan potensi Kota Malang untuk menarik wisatawan.
Tujuannya jelas, yakni membangkitkan perekonomian pasca pandemi Covid-19.
Dia kerap berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang dan Kota Batu.
“Karena kan Kota Malang ini tidak punya wisata alam seperti Kabupten atau Kota Batu. Jadi kami kerap kali koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang dan Kota Batu,” kata dia.
Tujuan koordinasi itu, dia menjelaskan, mengupayakan Kota Malang sebagai kota penyangga daerah lainnya. Contoh adalah jika berwisata ke Bromo menginapnya atau kulinernya di Kota Malang.
“Pertemuan selalu kami lakukan bagaimana Kota Malang ini sebagai kota penyangga Bromo Tengger Semeru ini bisa terealisasi. Pembangunan-pembangunan pun dilakukan dengan sinergi antar daerah,” kata dia.
Untuk menjadi kota penyangga wisata, Baihaqi pun juga berbenah untuk menarik wisatawan di Kota Malang. Salah satunya adalah mempromosikan kuliner dan oleh-oleh di Kota Malang.
“Kota Malang ini kan terkenal akan kulinernya. Itu yang menjadi andalan kami. Jadi beli oleh-oleh di Kota Malang,” tuturnya.
Tak hanya itu, dia pun juga mendorong agar Kampung Tematik di Kota Malang juga berbenah. 23 Kampung Tematik kini juga mulai memberikan program edukatif, tidak hanya membiarkan wisatawan datang dan hanya melihat saja. Wisatawan juga dapat ilmu setiap masuk ke kampung tematik.
“Jadi kami latih juga pengelola kami tematik agar memberikan wisatawan edukatif. Bagaimana mereka bertahan di massa pandemi atau menjelaskan keunikan masing-masing di Kampung Tematik ke wisatawan,” tuturnya.
Akhirnya, wisatawan yang datang ke kampung tematik juga meningkat. Mereka kini biasanya datang rombongan menggunakan bus.
“Dan ini buktinya perekonomian Kota Malang ini meningkat. Dari Pak Wali bilang di berbagai kesempatan. Bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Malang tinggi yakni 6,32 persen,” tuturnya.
Sebagai catatan, selama 2022 lalu terdata ada 13.555.201 wisatawan yang datang ke Kota Malang. Hal ini pun cukup bagus sebab melebihi jumlah penduduk Kota Malang yang hanya 867.402 orang.
“Dan kami optimis tahun 2023 ini akan meningkat jumlah wisatawan,” tutupnya.
Terpisah, Statisti BPS Kota Malang, Christiayu Natalia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 lalu paling tinggi pada 10 tahun terakhir di Kota Malang.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Malang tercatat, 6,32 persen.
Sebelumnya tertinggi adalah tahun 2013 yakni 6,20 persen.
“Karena pasca pandemi ini kan perdagangan mulai buka pelonggaran peraturan pun juga menjadi faktor pertumbuhan ekonomi ini,” kata dia.
(bob)