blok-a.com — Telah terjadi pembacokan yang menyebabkan tewasnya seorang satpam perkebunan sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Pria bernama Hasrat Siregar itu tewas di tangan 11 tersangka yang diduga pelaku pencurian di kebun sawit.
Sebagai informasi, kebun sawit tersebut adalah milik PT Smart, Padang Halaban, Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Nanda Siregar (30), anak dari korban pembacokan, memohon kepada Kapolri, Kapolda Sumatera Utara, serta Kapolres Labuhanbatu untuk segera menangkap para tersangka yang masih berkeliaran.
“Saya, Nanda, anak dari Bapak Hasrat Siregar memohon kepada Kapolri, Kapolda Sumatera Utara, serta Kapolres Labuhanbatu untuk menangkap seluruh pelaku yang melakukan pembacokan dan penganiayaan terhadap Ayah saya,” ujar Nanda sembari menahan tangis dalam sebuah video.
Nanda anak satpam korban pembacokan mengatakan bahwa jumlah tersangka ada 11. Satu diantaranya sudah menyerahkan diri ke kepolisian, namun sudah tiga hari semenjak ayahnya meninggal dunia, 10 tersangka lainnya masih belum tertangkap juga.
“Saya memohon, sudah sampai tiga hari ini, setelah ayah saya meninggal, hanya satu tersangka yang tertangkap oleh Polres Labuhanbatu. Padahal ada 11 tersangka yang sudah dilaporkan oleh Ibunda saya,” lanjutnya.
Nama tersangka yang sudah ditangkap adalah Muhammad Arifin (Ipin). Selain itu, 10 tersangka yang belum tertangkap adalah Faisal, Paijo, Lian (Anak dari Iyar), Iyar, Hengki, Jumirin, Nopetro, Andi Kecap, Jefri, dan Balet.
Saat dikonfirmasi pada Kasatreskrim Polres Labuhanbatu, AKP Rusdi Marzuki, membeberkan kronologi pembacokan tersebut.
“Jadi berawal dari pencurian sawit, korban yang merupakan Danton satpam coba mengamankan pelaku namun mendapat perlawanan dan terjadinya pembacokan. Korban sempat dibawa ke rumah sakit namun tak terselamatkan,” ujar Rusdi.
Dalam kasus ini, jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Rantauprapat untuk keperluan autopsi.
Polisi yang mendapat laporan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Seorang pelaku bernama Arifin ditangkap. Sementara pelaku lainnya masih diburu.
“Masih dalam proses (penyelidikan dan pengejaran),” pungkasnya. (len/bob)
Discussion about this post