Banyuwangi, blok-a.com – Cengkrik atau yang kerap disebut Jangkrik merupakan serangga herbivora yang bernapas menggunakan trakea. Dalam bahasa Latin, Jangkrik biasa disebut gryllidae.
Hewan yang satu ini termasuk hewan nocturnal atau hewan yang beraktivitas pada malam hari. Selain itu, saat ini Jangkrik menjadi lahan bisnis untuk menunjang perekonomian keluarga, sebab Jangkrik merupakan makanan hewan peliharaan seperti burung, ikan, dan reptil.

Kini permintaan Jangkrik di pasaran khususnya di Banyuwangi semakin tinggi. Hal ini pun membuat jangkrik tersebut membuat warga Banyuwangi melakukan budidaya.
Contohnya adalah yang dilakukan ibu – ibu rumah tangga Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi. ibu-ibu di Banyuwangi melakukan budidaya ternak Jangkrik dengan nama “Kelompok Jangkrik Sejahtera.
“Ternak Jangkrik merupakan kerja sampingan ibu – ibu rumah tangga. Karena merawatnya tidak ribet, modal kecil, tidak membutuhkan perlakuan khusus, hanya rutin kasih makan dan menjaga kebersihan saja,” kata Sri Yusweni, Ketua Kelompok Jangkrik Sejahtera, Sabtu (2i/10/2023).
Ternak jangkrik di desa tersebut sudah berjalan sekitar satu tahun. Awalnya hanya 5 orang, kini sudah 17 orang yang bergabung. Rata-rata yang melakukan budidaya jangkrik ialah ibu rumah tangga. Tempat kelompok ternak jangkrik disini memanfaatkan sebuah gudang bekas penyelepan padi milik warga.
Kami menggunakan boks berukuran sekitar 3 x 1 meter. Boks tersebut rata-rata berisi 5 ons bibit Jangkrik. Lama masa panen jangrik hanya sekitar 26 hari sampai satu bulan.

“Biasanya 1 ons bibit Jangrik itu bisa jadi 10 kilogram jangkrik siap panen. Jadi 1 boks bisa menghasilkan 50 kilogram jangkrik saat panen,” jelasnya.
Harga di pasaran 1 Kilo gram Jangkrik sekitar Rp 30 ribu, 1 boks bisa menghasilkan Rp 1,5 juta. Sementara biaya operasional untuk ternak jangkrik relatif kecil. Rata-rata hanya Rp 1 juta per boks, yang digunakan untuk bibit dan pakan Jangkrik.
“Jadi rata-rata 1 boks bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 500 ribu. Kalau punya 3 boks, alhamdulillah. Lumayan untuk tambahan pemasukan tiap bulan,” ujar Sri.
Warga di sini rata – rata paling sedikit mempunyai 2 boks. Selain ditaruh di tempat ini (gudang), ada juga yang memelihara di rumah masing – masing.
Ternak jangkrik ini sebenarnya cukup menjanjikan karena permintaan yang besar. Seperti dari Bali, Malang, Surabaya, dan daerah lainnya, tapi saat ini belum bisa dipenuhi oleh kelompok kami.
“Kelompok kami hanya terdapat 35 boks, jadi tiap bulan menghasilkan sekitar 1,75 ton, yang dikirim ke berbagai daerah,” tandasnya. (kur/bob)