Banyuwangi, blok-a.com – Anggota Komisi II DPRD Banyuwangi, Hj. Anita Rani, menyambut baik kebijakan pemerintah yang menurunkan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen pada pertengahan Oktober 2025. Penurunan harga ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong ketahanan pangan di daerah maupun nasional.
Menurut Hj. Rani, dengan adanya penurunan harga pupuk ini merupakan kabar gembira bagi petani, karena dapat meringankan beban biaya produksi pertanian. Dengan biaya produksi yang lebih terjangkau, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanamannya dan berkontribusi pada ketahanan pangan.
“Ahamdulillah kalau sekarang harga pupuk sudah turun, artinya meringankan beban petani yang selama ini selalu mengeluh dengan tingginya biaya produksi pertanian, salah satunya adalah pupuk,” tandas Hj. Rani kepada awak media, Sabtu (25/10/2025).
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pengawasan yang ketat agar pupuk bersubsidi dapat tersalurkan tepat sasaran dan tidak terjadi penyelewengan di lapangan.
“Ketersediaan pupuk di tingkat distributor dan kios juga harus dipastikan tersedia agar petani dapat memperolehnya dengan mudah saat dibutuhkan,” imbuhnya.
Penurunan harga pupuk bersubsidi tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025. Berikut harga pupuk bersubsidi yang baru:
– Urea: dari Rp2.250/kg menjadi Rp1.800/kg
– NPK: dari Rp2.300/kg menjadi Rp1.840/kg
– NPK Kakao: dari Rp3.300/kg menjadi Rp2.640/kg
– ZA khusus tebu: dari Rp1.700/kg menjadi Rp1.360/kg
– Pupuk organik: dari Rp800/kg menjadi Rp640/kg
Sementara untuk serapan pupuk bersubsidi di Banyuwangi hingga Agustus 2025, tercatat cukup tinggi. Dari alokasi pupuk Urea sebanyak 43.825 ton, telah terserap 60,89 persen atau sekitar 26.687 ton. Sementara NPK, serapan mencapai 71,10 persen atau 26.505 ton dari alokasi 37.276 ton.(kur/lio)











Balas
Lihat komentar