Blok-a.com – Penyebab panasnya cuaca di Kota Malang yang baru-baru ini dikeluhkan masyarakat ternyata dipengaruhi oleh fenomena solstis.
Seperti diketahui, belakangan ini warga Kota Malang mengeluhkan perubahan cuaca yang dirasa cukup panas tak seperti biasanya. Keluhan tersebut disampaikan masyarakat melalui berbagai platform media sosial khususnya Twitter.
“Ya Allah, malang knp panas bgtttt mentokkkk😭😭😭 jarang keringetan kalo disini (kecuali lg jalan kaki+outdoor), tp ini keringetan trs dr kmrn, padahal cm di rumah🫠🫠😵💫😵💫😵💫,” tulis akun @asrividyadiena dalam akun Twitternya.
“YaAllah kenapa malang skrng panas bgt ya🥵🤯,” lanjut @reennils.
“ini malang lg panas bgt dah kenapa ya? gue mandi bisa sampe 3x saking gerahnya bisa keringetan ke baju,” ujar @heyitsmebanana.
Rupanya perubahan cuaca ini tak hanya terjadi di Kota Malang saja. Hal ini dikarenakan pada tanggal 21-22 Desember 2022, akan terjadi peristiwa alam yang unik bernama fenomena solstis.
Adanya peristiwa tersebut diinformasikan oleh Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Nasional (ORPA/LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui akun Instagram pribadinya @lapan_ri.
Secara umum, fenomena solstis merupakan peristiwa yang terjadi saat matahari terbenam paling jauh ke barat atau terbit paling jauh ke timur dari garis khatulistiwa pada saat solstis musim panas atau solstis musim dingin.
Menurut ORPA/BRIN, terdapat beberapa dampak yang akan terjadi dalam peristiwa ini. Salah satu dampak tersebut adalah intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi.
“Solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi dan terbenam; intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi; kemudian berdampak pada panjang siang dan panjang malam; serta berdampak ke pergantian musim,” tulis ORPA/BRIN.
Lebih lanjut ORPA/BRIN juga menegaskan bahwa fenomena solstis tak berkaitan dengan bencana letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob seperti yang banyak diberitakan sebelumnya.
“Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan. Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis,” lanjutnya.
(hen)