Kota Malang, Blok-a.com – Kegemarannya di dunia modeling dan fashion membawa Yanti Tantowi, wanita asal Kota Malang yang kini menetap di Amerika, berhasil menjadi fashion desainer batik ternama di kancah internasional.
Perjalanannya menjadi seorang desainer ternama hingga mendunia ini tak berjalan mulus. Bahkan, impian masa kecilnya kala itu sempat dikubur dalam-dalam oleh wanita kelahiran 1966.
Keinginan wanita asal Kota Malang itu untuk menggeluti dunia fashion desainer tak selalu mendapat restu oleh kedua orang tuanya.
Sewaktu menginjak dunia perkuliahan, ia harus mengiyakan keinginan orang tua untuk memilih ilmu ekonomi. Alih-alih, jurusan yang ia inginkan yaitu fashion desainer.
Orang tuanya berpendapat, bahwa ilmu ekonomi lebih menjamin kehidupan di masa depan. Dari pada, pekerjaan yang berhubungan dengan seni.
Mendengar alasan tersebut, Yanti yang saat itu masih berusia belasan tahun, akhirnya memutuskan untuk menuruti dan menyimpan impiannya.
Waktu berjalan begitu cepat, kini usianya mendekati waktu pensiun. Ditengah kesibukannya, ia kembali diingatkan impian masa kecil yang sempat terpendam.
“Nah setelah proses kehidupan itu, mendekati pensiun saya berfikir apa ya yang bisa saya lakukan saat pensiun. Nah setelah itu, saya inget saya punya mimpi menjadi desainer,” kata Yanti kepada Blok-a.com.
Mulai dari situ, Yanti mencoba menekuni kembali dunia rancang busana. Ia menciptakan beberapa karya untuk ditampilkan di beberapa event di penghujung tahun 2021 silam.
Lagi-lagi tak berjalan lancar, dirinya kembali menelan kepahitan di langkah awalnya. Bahkan, nyaris tak ada buasana yang terjual kala itu.
“Awalnya saya mengukuti event sedih banget, soalnya bule-bule di sana gak terlalu tau batik ternyata. Saya pikir Obama mengenakan batik semua pasti tau, ternyata tidak. Waktu pameran saya tawarkan, barang saya hanya di lihat saja, sedih banget,” ujarnya sembari tertawa kecil.
Tapi hal itu tidak membuatnya berkecil hati, semangatnya tak pernah padam untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia hingga tingkat internasional.
Mulai dari mengenalkan motifnya, cara membuat hingga perawatan dan proses penguncian warna batik.
Atas ketelatenan dan keuletan yang terus dijalani, akhirnya jerih payahnya membuahkan hasil.
“Saya berusaha mengenalkan batik, suatu saat ada sesroang dari Event Organizer (EO) yang suka dengan desain saya. Terus saya diajak fashion show, free tidak bayar, karena dia pengen saya ikut di eventnya,” terangnya.
Ajakan itu, tentunya menjadi ladang untuk Yanti berpromosi. Kesempatan emas yang didapat digunakan dengan sebaik mungkin untuk mengenalkan produk- produknya.
Di acara itulah, titik balik dari semua usahanya dimulai. Batik-batiknya mulai dikenal, desain-desain yang dirancang mulai menemui peminatnya.
Hingga tawaran-tawaran fashion show bergengsi kelas dunia mulai berdatangan. Diantaranya, Festival Fashion Show Utah di Amerika, Fillipino Festival Arizona hingga Super Bowl dan masih banyak event bergengsi lainnya.
Bahkan, Yanti mengatakan, ia juga akan mengikuti event fashion week bergengsi di dunia yang akan diadakan tahun 2024 mendatang. Salah satu event yang didamba-dambakan, Paris Fashion Week.
“Kesempatan ini tentunya tidak akan saya lewatkan, tapi saya masih merencang. Belum ada gambaran yang pasti, tapi saya akan mengusahakan untuk tampil yang terbaik,” bebernya.
Selain fashion show, Yanti juga masih kerap sambang ke kota kelahirannya, Malang Indonesia.
Tak lain dan tak bukan, rutinitas setiap tahun itu juga dilakukan untuk mengenalkan lebih luas lagi warisan budaya Indonesia di dunia.
“Saya hanya ingin membantu UMKM lokal, agar bisa bersaing dan menebar produk hingga internasional. Saya rasa ini sedikit membantu, karena daya beli disana kan tinggi,” pungkasnya. (ptu/bob)