Blok-a.com – Peluncuran aplikasi saingan Twitter, Thread disambut baik oleh publik hingga mampu meraup jutaan pengguna dalam waktu yang singkat.
Seperti diketahui, CEO Meta, Mark Zuckerberg telah meluncurkan platform berbasis teks yang diberi nama Threads pada hari ini, Kamis (6/7/2023).
Peluncuran Threads ini merupakan upaya Meta untuk menyaingi media sosial milik Elon Musk, Twitter. Bahkan saat ini, Threads telah meraup lebih dari 5 juta pengguna dalam waktu 4 jam sejak perilisan. Hal tersebut diketahui melalui postingan Mark Zuckerberg di akun Threads-nya.
“Baru saja melewati 5 juta pendaftar dalam empat jam pertama,” kata Zuckerberg dalam postingannya di Threads, seperti dikutip Blok-a.com, Kamis (6/7/2023).
Threads sendiri merupakan platform berbasis teks yang memungkinkan pengguna untuk membagikan pemikiran, opini, dan informasi dalam format singkat.
Selain itu, platform ini juga menawarkan berbagai fitur yang serupa dengan Twitter, seperti penggunaan hashtag, mention, dan retweet.
Untuk konten teks dalam satu unggahan, pengguna bisa mengunggah sebanyak 500 karakter. Jumlah tersebut tentu lebih banyak dibandingkan Twitter yang hanya memberikan ruang 280 karakter untuk pengguna reguler.
Keunggulan lainnya, Threads memungkinkan pengguna untuk mengunggah konten teks disertai dengan video berdurasi maksimal 5 menit serta 10 foto.
Adapun fitur penanda verifikasi yang memungkinkan pengguna untuk membedakan akun resmi dan akun palsu atau parodi.
Kesamaan fitur tersebut membuat publik antusias bergabung di Threads, lantaran sebelumnya pengguna Twitter kecewa dengan kebijakan Elon Musk yang membatasi jumlah cuitan yang bisa dibaca dalam sehari.
Dalam kebijakan tersebut, akun yang tidak terverifikasi hanya bisa membaca 800 tweet per hari. Sementara akun baru yang tidak terverifikasi hanya bisa membaca maksimal 400 tweet per hari. Sedangkan untuk akun terverifikasi atau centang biru berbayar juga dibatasi menjadi 8.000 tweet perhari.
Menurut Elon Musk, langkah ini diambil karena adanya pengambilan data yang sangat besar, serta tingginya manipulasi sistem. Kebijakan baru ini membuat heboh pengguna Twitter.
(hen)