Pernah Rugi Setengah Miliar karena Proyek Kayutangan Heritage, Hotel ini Tolak Rencana 1 Arah

img 20221227 wa0055
Ilustrasi Jalan Kayutangan Heritage, Selasa (27/12/2022)(Blok-a.com / Putu Ayu Pratama S)

Kota Malang, blok-a.com – Hotel Whiz Prime menolak wacana satu arah di Kayutangan Heritage, hal tersebut dinilai dapat merugikan perekonomian.

Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang akan segera terapkan satu arah di kawasan Kayutangan Heritage untuk mengatasi kemacetan.

Dengan demikian, Dishub Kota Malang melakukan audiensi untuk mensosialisasikan wacana satu arah yang akan diterapkan di awal tahun 2023.

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengatakan ini merupakan bentuk awal sosialisasi kepada perwakilan masyarakat Kota Malang. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan sosialisasi lanjutan pada hari yang telah ditentukan.

“Sosialisasi sangat kami butuhkan, insyaallah hari kamis atau jumat akan kami lakukan di masyarakat. Apa yang disampaikan oleh warga adalah bagian dari aspirasi, kami perhatikan dan pemerintah daerah tidak akan merugikan,” tutur Widjaja.

Sementara itu, General Manager Hotel Whiz Prime, Azis Sismono mengaku menolak adanya penerapan jalan satu arah. Sebab, pada tahun 2020 sebelumnya pihaknya telah menanggung kerugikan sebesar ratusan juta akibat penutupan jalan di Kayutangan saat perbaikan zona satu dan dua.

“Dulu tidak ada sosialisasi, sehingga di hari H Dishub panggil pengusaha keluar dan melakukan sosialisasi di trotoar tepatnya di depan Whiz Prime,” tutur Azis pada Selasa (27/12/2022).

“Saat itu tahun 2020 kerugian kita sekitar 500 juta selama satu bulan. Karena kebanyakan tamu membatalkan pesanan,” lanjutnya.

Kerugian ratusan juta tersebut ditanggungnya karena pengunjung hotel kebanyakan membatalkan pesanan. Sebab, pengunjung tidak bisa masuk dikarenakan seluruh akses menuju hotel di tutup total saat perbaikan jalan zona satu dan dua kayutangan.

Kejadian ini karena hari H dilakukan penutupan tiba tiba, dari arah mana pun empat arah gak bisa masuk. Padahal katanya hanya uji coba saja tapi langsung nutup jalan,” jelasnya.

Sebagai pihak pengusaha, dirinya merasa keberatan. Ia berharap kedepannya Pemkot Malang dapat mempertimbangkan kembali, tidak hanya sisi pengguna jalannya saja namun juga harus melihat aspek ekonomi yang ditimbulkan.

“Kami tidak setuju. Perhitungan bisnis jelas merugi karena klien lebih memilih tempat yg aksesnya mudah dan tidak menyulitkan. Kalau pertimbangan lain pasti kajian sudah dimatangkan melihat semua aspek. Tidak hanya lihat lalu lintas tapi ekonomi juga. Harus dikemas satu paket bahwa semua sudah diperhitungkan,” pungkasnya.

(ptu/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?