Surabaya, blok-a.com – Viralnya kasus ratusan siswi Ponorogo yang hamil sebelum menikah merupakan fenomena gunung es. Sesuai data dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, di 2022 ada sebanyak 15.212 putusan kasus dispensasi nikah. 80 persen karena pihak perempuan sudah hamil duluan.
Ponorogo sebenarnya lebih rendah dibanding data PTA Surabaya. Tiga daerah tertinggi kasus adalah Pengadilan Agama Jember sebesar 1.388 putusan kasus, Pengadilan Agama Malang sebesar 1.384 putusan kasus dan Pengadilan Agama Kraksaan 1.141 putusan kasus.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, di ruang kerjanya di Jalan Airlangga Surabaya, Senin (16/01), mengatakan 20 persen sisanya banyak faktor. Semisal, perjodohan dan faktor ekonomi.
Dari viralnya kasus Ponorogo ini, masyarakat Jawa Timur lebih tahu bahwa di Jawa Timur kasus pernikahan anak atau pernikahan dini ini masih sangat tinggi.
Artikel Terkait: Viral Video Siswi SMA Gendong Bayi di Kelas, Warganet Duga dari Ponorogo
Saat ini, pemerintah memiliki program prioritas yaitu percepatan penurunan angka stunting. Ditargetkan pada Tahun 2024 mendatang, angka stunting di Indonesia sebesar 14 persen.
“Pada kasus kehamilan yang tidak diinginkan ditambah usia ibu hamil yang sangat muda berpotensi terjadi bayi lahir stunting, ” imbuhnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan keterlibatan semua pihak. Sedang untuk BKKBN sendiri telah memiliki strategi penurunan stunting dan pembentukan keluarga berkualitas dengan sasaran mulai dari remaja.
“Kami memiliki program GenRe atau Generasi Berencana melalui Pusat Informasi dan Konseling (PIK) remaja untuk sosialiasi Kesehatan Reproduksi atau Kespro,” paparnya.
Mantan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah ini menjelaskan di 2023 ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur akan membentuk Duta GenRe hingga ke tingkat desa. Selama ini, Duta GenRe baru ada di tingkat kabupaten.
“Saat ini di Jawa Timur sudah ada 8.501 Duta GenRe desa. Tugas para Duta GenRe ini selain melakukan sosialisasi juga bisa melakukan konseling, ” ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya konseling dari Duta GenRe, diharapkan para remaja akan lebih terbuka kepada teman sebaya ketimbang ke orang tua.(kim/lio)