Kota Malang, blok-a.com – Reza Safitri (26) hanyalah perempuan yang suka nongkrong di warkop-warkop di Kota Malang pada saat kuliah.
Sekitar tahun 2016 dia hanyalah berpikir malam ini nongkrong dimana, sama siapa. Tak ada pikiran masa depannya seperti apa, yang dia pikir dia hanya suka ngopi.
Namun tak terduga, apa yang dia suka waktu itu mengantarkannya sebagai Head Barista kafe di Surabaya bernama EXPAT Roasters.
Bagaimana ceritanya?
Reza yang sempat berkuliah di Universitas Brawijaya (UB) itu sangking senangnya menikmati kopi, dia sampai rela menjadi barista saat kuliah.
Bayarannyapun tak seberapa dan jauh dari UMK Kota Malang. Hanya Rp 450 ribu per bulan sebagai barista di kopian di Kawasan Perkopian Sudimoro Kota Malang.
Namun dia menikmatinya. Dia harus kuliah dan menjadi barista.
“Iya seneng mas. Bayarannya gak seberapa. Tapi saya berpikirnya itu karena ini akan menjadi tambahan skill dan experience saya,” ungkap wanita asal Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing ke blok-a.com, Minggu (23/7/2023).
Bahkan karena terbawa dengan pekerjaannya sebagai barista, dia sempat putus kuliah di UB.
Dia lebih memilih barista karena sudah menjadi passionnya.
“Saya sempat putus kuliah mas dan pindah ke STIE,” kata dia.
Di STIE, dia semakin moncer karirnya. Dia berpindah ke kafe yang lebih besar. Bahkan dia juga berganti karir di dunia manajemen resto.
Hal ini menurutnya, karena skill-nya yang sudah terasa dan pengalamannya yang melalang buana di dunia perkopian.
“Saya pernah lah kerja di Sushi resto, Saboten,” ujarnya.
Meskipun sudah mapan, dia tetap tidak nyaman. Meskipun bayarannya sudah lebih dari UMK Kota Malang, dia ingin kembali ke passion-nya sebagai barista.
Dia sempat melamar sebagai barista di beberapa kafe yang punya nama. Namun belum beruntung. Karena pekerjaan yang diinginkn sudah terisi.
“Ya belum waktu itu mas,” jelasnya.
Namun, dia tidak menyerah. Posisinya waktu itu yang sudah nyaman tidak membuatnya diam.
Dia mencoba mengulik informasi tentang pelatihan. Akhirnya, ada pelatihan barista gratis dari Pemkot Malang melalui Disnaker-PMPTSP Kota Malang pada tahun 2022 lalu.
Dia pun mengambil pelatihan kerja dari Pemkot Malang selama 7 hari itu. Dia belajar dari sisi teorinya tentang kopi.
“Sebelumnya kan saya ahli hanya tentang bikin. Tapi jenis kopi itu belum paham. Di sana diajari,” jelasnya.
Dia ikuti pelatihan kerja dari Pemkot Malang itu sungguh-sungguh. Akhirnya sertifikat didapatnya.
Sertifikat ini pun memiliki andil besar karirnya sebagai barista. Dia akhirnya dengan segudang pengalamannya di dunia perkopian dan sertifikat itu mendapat pekerjaaan yang prestis.
Dia diterima sebagai head barista di kafe yang terkenal di Surabaya.
“Benar sekali pelatihan dan sertifikat itu membantu. Karena kan perusahaan yang besar lihat sertifikat. Apalagi sertifikat yang diberikan itu dari BPLP (Badan Pendidikan dan Latihan Pariwisata) dan sudah bekerjasama dengn BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Itu yang dilihat perusahaan besar,” kata dia.
Kini, dia pun sudah menikmati hasil kerja dan passionnya itu. Berawal dari perempuan yang suka ngopi, Reza kini mampu mengirim uang bulanan untuk orang tuanya.
Gajinya lebih dari UMK Surabaya dan lebih dari cukup menurutnya.
“Dan saya beruntung dan berterimakasih bisa berada di posisi sekarang,” jelasnya. (bob)