Misi Dagang Jatim dan NTB Catatkan Transaksi Rp251,399 Miliar Didukung Long Distance Ferry

Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, Provinsi NTB, Senin (27/2/2023). (Pemprov Jatim)
Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, Provinsi NTB, Senin (27/2/2023). (Pemprov Jatim)

Lombok, blok-a.com – Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, Provinsi NTB, Senin (27/2/2023) mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp251,399 miliar.

Misi dagang ke Provinsi yang dipisahkan oleh laut ini akan didukung dari sektor pelayaran memakai Long Distance Ferry (LDF) via Ketapang – Banyuwangi, Jangkar – Situbondo menuju Lembar – Lombok NTB.

Sesuai data BPS, dalam perdagangan antara kedua provinsi, Jawa Timur mengalami surplus dengan Nusa Tenggara Barat sebesar Rp5,42 triliun.

Di mana nilai pembelian/bongkar dari NTN ke Jatim sebesar Rp1,32 trilliun, sedangkan total nilai penjualan/muat dari Jawa Timur ke Nusa Tenggara Barat sebesar Rp6,75 trilliun.

NTB selama ini menyuplai beberapa komoditas utama antara lain jagung, udang, cabe, bawang bombay, daging sapi, kantong plastik, kakao, kacang-kacangan hijau, sapi, tembakau dan kacang tanah ke Jawa Timur.

Sebaliknya Jawa Timur banyak menyuplai komoditas bahan bakar minyak (motor dan pesawat), pestisida, bawang putih, minuman kalori, minyak kelapa sawit, susu skim, obat-obatan, parfum dan bawang Bombay ke NTB.

Sebagai informasi, perdagangan antar wilayah memberikan kontribusi yang cukup siginifikan bagi neraca perdagangan barang dan jasa Jawa Timur.

Berdasarkan data BPS, surplus perdagangan barang dan jasa Jawa Timur lebih banyak disumbangkan oleh perdagangan antar daerah.

Pada triwulan IV 2022, ketika net ekspor perdagangan luar negeri defisit Rp133,3 triliun, justru net ekspor perdagangan antar daerah menunjukkan surplus Rp323,47 triliun.

Memimpin misi dagang, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, optimis ke depan akan kian kuat.

“Apalagi Jatim dapat izin dari Kementerian Perhubungan di 2021 untuk pelayaran Long Distance Ferry (LDF) dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi ke Lembar Lombok NTB,” ujarnya.

Pada 2022 ditambah pelayaran LDF dari pelabuhan Jangkar Situbondo ke Lembar Lombok NTB.

“Silakan nanti para pengusaha dari NTB memilih yang efisien apa dari Ketapang Banyuwangi atau Jangkar Situbondo,” katanya.

“Ditambah lagi pembangunan jalan tol, Probolinggo Banyuwangi sudah finalisasi,” imbuhnya.

Dalam misi dagang ini, ada penguatan kedua provinsi terutama proses efektivitas proses petik, olah, kemas dan jual.

“Kolaborasi communal branding dengan kopi dari NTB buka pasar ekspor ini dengan peluang besar,” imbuhnya.

Pemprov Jatim telah membangun communal branding untuk produk kopi agar siap masuk pasar ekspor.

“Oktober 2022 lalu kita ekspor 200 ton kopi ke Mesir itu dari tiga daerah yakni Bondowoso, Jombang dan Madiun dalam format communal branding,” lanjut Khofifah.

Dalam misi dagang ini tidak semata-mata pertemuan antra trader dan buyer, tapi juga ada kerjasama antar OPD, BUMD, institusi bisnis seperti KADIN, IWAPI dan HIPMI dari kedua provinsi.

Sehingga terjadinya sejumlah MoU baik dari Pemprov Jatim maupun Pemprov NTB.

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah mengatakan misi dagang dan investasi dengan Pemprov Jatim ini sebagai salah satu hal yang perlu diikuti dan dicontoh.

“Menurut saya ini bukan hal yang baru karena Bu Khofifah adalah senior kami dulu di Komisi VI DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Perdagangan Perindustrian dan BKPM. Beliau ini getol memberi saean Kementerian Perdagangan lakukan misi dagang ke seluruh penjuru dunia,” katanya.

Ia berharap, pebisnis dari Jawa Timur kolaborasi dengan pebisnis dari NTB mengembangkan komoditi yang ada. Sebaliknya komoditi asli NTB yang dijual ke Jatim diolah di Jatim dan dijual kembali ke NTB dengan harga tinggi.

“Kalau tidak begini maka kita tidak maju-maju,” katanya.

Dalam misi dagang ini turut dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Gubernur Jawa Timur dengan Gubernur NTB.

Kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebanyak 11 OPD, 13 BUMD dan 4 oleh Asosiasi dari kedua Provinsi.

Misi dagang Provinsi Jatim dan NTB ini diikuti 172 Pelaku usaha dari kedua provinsi, terdiri dari 72 Pelaku Usaha dari Provinsi Jawa Timur, yaitu 11 pelaku usaha Jatim yang difasilitasi Disperindag Jatim, 17 pelaku usaha Jatim yang difasilitasi OPD Pemprov Jatim, OPD Kab/Kota, serta Bank Jatim dan Bank UMKM, 44 pelaku usaha secara mandiri dari KADIN Jatim, KADIN Kab. Kediri, IWAPI Jatim, FORKAS Jatim, dan BUMD Jatim. Kemudian 100 pelaku usaha dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dalam kesempatan ini turut dilakukan Penandatangnan MoU antara Bank Jatim dengan Bank NTB Syariah.

Kemudian Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara lain Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Dengan Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Dengan Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB.

Kemudian PT Jamkrida Jawa Timur dengan PT Jamkrida NTB. PT Jatim Grha Utama dengan Jaringan Pengusaha Nasional Nusa Tenggara Barat. PT Jatim Grha Utama dengan PT Gerbang NTB Emas. PT Gedung Expo Wira Jatim dengan CV Inspira Media Promosindo NTB.

PT Peruri Wira Timur dengan Universitas Hamzanwadi, Selong NTB dan Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram NTB.

Ditambah Kadin Jatim dengan NTB, IWAPI, HIPMI Jatim dengan HIPMI NTB, dan Forkas Jatim dengan REI NTB.

Turut hadir Bupati Sumbawa Barata Musyafirin, Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy, Bupati Lombok Tengah Lalu Fathul Bahri, Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah, para Kepala OPD dari Pemprov Jatim dan Pemprov NTB, Kepala BUMD Jatim dan NTB, IWAPI, HIPMI, KADIN, para pengusaha Jatim dan NTB.(kim/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?