Blok-a.com – Kabar duka datang dari Partai Gerindra. Desmond Junaidi Mahesa, Wakil Ketua Dewan Pembina partai berlambang garuda itu, meninggal dunia pada Sabtu (24/6/2023).
Kabar meninggalnya Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu dibagikan oleh Partai Gerindra melalui akun Instagram resminya @gerindra.
“Innalillahi Wa Innailahi Rojiun…Segenap keluarga besar Partai Gerindra turut berduka atas meninggalnya salah satu pejuang politik kami, Desmond Junaidi Mahesa,” tulis keterangan unggahan Gerindra dikutip Blok-a.com.
Desmond mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mayapada Jakarta. Menurut informasi yang beredar, Desmond meninggal dunia karena sakit yang dideritanya sudah cukup lama. Namun, belum diketahui secara pasti apa penyakit yang diidap Desmond selama ini.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Desmond merupakan seorang politikus yang kritis dalam menyampaikan berbagai pendapat.
Sikap kritis Desmond tak terlepas dari latar belakang almarhum sebagai seorang aktivis yang selalu berjuang menyuarakan aspirasi rakyat. Almarhun adalah salah satu kader terbaik yang dimiliki Partai Gerindra.
Sebagai seorang politisi, perjalanan karirnya terbilang cukup panjang. Mulai dari menjadi aktivis, akademisi hingga pada puncaknya, menjadi politisi dan menjadi anggota DPR RI.
Dirangkum Blok-a.com, berikut perjalanan hidup Desmond Mahesa:
Desmond Mahesa atau Desmond Junaidi Mahesa lahir di Banjarmasin, Kalimantan pada 12 Desember 1965. Ia tumbuh besar di Sungai Tabuk dan Pasar Batuah, sebuah kawasan yang padat dan terbilang ‘kumuh’.
Ayahnya yang bernama Muchtar (alias Tarlan) bin Sirin, merupakan seorang petani dan buruh kasar. Sedangkan ibunya, Sa’diah binti Ubak, dikenal sebagai pedagang telur di pasar Batuah, Kota Banjarmasin.
Semasa kecil, Desmond bekerja keras sambil sekolah. Hal itu dikarenakan pendapat sang ayah dan ibunya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Bahkan, saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, Desmond melakukan pekerjaan kasar demi menutup biaya hidup dan kuliahnya.
Pekerjaan itu diantaranya sebagai kuli bangunan, cleaning service, hingga narik becak di malam hari sekitar Pasar Batuah dan Belauran.
Namun hal itu tak menghambat aktivitas Desmond di kampus. Dia dikenal sebagai aktivis Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) Unlam, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kelompok Studi Islam (KSI), Angkatan Muda Baitul Hikmah dan Lingkungan (KSHL).
Ia pernah menjadi Presidium Nasional WALHI tahun 1995-1996, YLBH Nusantara Bandung Direktur tahun 1996-1997, YLBH Nusantara Direktur tahun 1997-1998, dan YLBH Banjarmasin Ketua pada tahun 1997-1998.
Namanya mulai dikenal publik saat menjadi salah satu korban penculikan aktivis pro demokrasi pada tahun 1997-1998. Saat itu ia tercatat sebagai aktivis dan mahasiswa yang berjuang menegakkan keadilan dan demokrasi pada masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Soeharto.
Desmond mulai menjadi politikus dengan masuk ke Partai Gerindra dan menjadi anggota DPR RI III sejak tahun 2009 hingga sekarang. Tahun ini ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
(hen)