Blok-a.com – Putri Penjabat (Pj) Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo berinisial ABK (16) dikabarkan tewas usai mengalami kejang di dalam kamar kostnya yang terletak di kawasan Jalan Pawiyatan Luhur Bendan Ngisor, Kota Semarang, Jawa Tengah.
ABK merupakan pelajar di salah satu SMA Negeri di Kota Semarang. Sebelum meninggal, ia ditemukan dalam kondisi kejang dan tidak wajar pada Kamis (18/5/2023) malam.
Korban lantas dilarikan ke rumah sakit oleh temannya, namun 15 menit kemudian dinyatakan meninggal dunia. Sementara teman korban yang mengantar ke rumah sakit langsung meninggalkannya.
Berikut fakta-fakta terkait meninggalnya putri PJ Gubernur Papua Pegunungan di Semarang.
1. Kronologi Kejadian
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Sardo Lumbantorua mengatakan, awalnya seorang pria berinisial AN (22) menjemput korban dari rumahnya di Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pukul 10.00 WIB.
Mereka lalu ke rumah kos di Jalan Pawiyatan Luhur, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Dalam kamar kos, korban diduga dicekoki minuman keras (miras).
Sore harinya pukul 15.00 WIB, korban mengalami kejang-kejang dan dilarikan ke IGD RS Elisabeth Semarang hingga dinyatakan meninggal dunia pukul 16.15 WIB. Sementara teman korban yang mengantar ke rumah sakit langsung meninggalkannya.
2. Diduga Alami Kekerasan Seksual
Kepolisian menduga ada kekerasan seksual pada korban berusia 16 tahun itu. Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, dari hasil pemeriksaan, korban mengalami mati lemas.
Dugaan tersebut diperkuat saat polisi menemukan beberapa botol minuman keras di dekat mayat korban di TKP. Selain itu, dari pemeriksaan fisik mayat terdapat luka lecet di tubuh korban.
“Diduga mati lemas, mati lemas karena apa, makanya akan ditindaklanjuti dengan uji tiga item tadi. Kemudian dugaan ada kekerasan seks,” ujar Irwan.
Lebih lanjut, pihaknya masih melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan hal tersebut. Menurutnya, masih ada pemeriksaan tiga faktor pada kematian korban.
“Forensik sudah dilaksanakan cuman masih butuh pemeriksaan lanjutan terkait pemeriksaan mikrobiologi, patologi dan toksikologi. Jadi tiga item itu kami masih menunggu waktu dari tim kedokteran untuk memberikan kesimpulan,” jelasnya.
3. Korban di Autopsi
Untuk mengetahui penyebab kematian ABK, polisi pun memutuskan untuk melakukan autopsi terhadap korban. Autopsi ini telah mendapat persetujuan dari pihak keluarga korban dan dilakukan di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang pada Jumat (19/5/2023).
“Sudah dapat persetujuan dari keluarga. Ibu korban sendiri tadi datang ke Polrestabes Semarang. Semoga ada titik terang penyebab kematian korban,” kata Kapolrestabes Semarang Kombes Polisi Irwan Anwar
Jasad ABK itu diautopsi sekitar empat jam di RS Dokter Kariadi Semarang. Selanjutnya, tim dokter masih membutuhkan pendalaman ke Laboratorium Forensik atas hasil forensik tersebut.
4. Polisi Periksa 3 Saksi
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lombantoruan mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan. Ada tiga orang yang sudah diperiksa termasuk yang membawa korban ke rumah sakit dan juga yang mengajak korban ke kos tersebut.
“Korban 16 tahun. Sudah kita periksa tiga orang. Yang mengajak dan yang antarkan ke rumah sakit kita periksa,” kata Donny di Mapolrestabes Semarang