Kota Malang, Blok-a.com – Pada hari Selasa (27/2/2024), Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, melakukan kunjungan ke Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Malang yang terletak di Jalan Buring No 10.
Dalam kunjungannya ke UDD PMI Kota Malang tersebut Wahyu menyatakan keinginannya untuk melihat secara langsung proses-proses terkait dengan darah dan layanan lainnya.
“Saya ingin melihat langsung situasi di PMI. Saya melihat proses-proses terkait darah, dan saya kagum dengan kompleksitasnya. Donor darah tidak sekadar menyumbangkan darah, tetapi ada proses-proses lain yang penting,” ungkap Wahyu.
Dalam konteks kompleksitas proses pengolahan dan pengelolaan darah, Wahyu mengakui bahwa hal ini tidak hanya membutuhkan keahlian khusus tetapi juga perlu biaya besar.
Pernyataan ini senada dengan pernyataan Kepala PMI Kota Malang, Imam Buchori, yang menjelaskan tantangan biaya yang dihadapi oleh PMI.
“Kami perlu memperbaharui alat-alat yang dibutuhkan oleh PMI. Utamanya, reagen untuk mendeteksi HIV, Sifilis, hepatitis C, B memerlukan dana tidak kurang dari 1 juta untuk belanjanya. Darah yang disediakan kepada pasien harus bebas dari penyakit menular seperti itu. Oleh karena itu, biayanya sangat besar untuk pengelolaan darah,” jelas Imam.
Imam juga menginformasikan tentang perubahan mahar darah per kantong dari 360 ribu menjadi 490 ribu, keputusan yang berasal dari pemerintah pusat.
“Ada perubahan mahar darah per kantong dari 360 ribu menjadi 490 ribu, keputusan tersebut berasal dari pemerintah pusat,” terangnya.
Tentang perubahan tarif darah per kantong menjadi 490 ribu, Imam menegaskan bahwa biaya tersebut bukan untuk membeli darah, melainkan untuk menutup biaya pengelolaan dan pengolahan darah yang mahal.
“Biaya 490 ribu itu bukan untuk berdagang darah, karena PMI dapat darah juga gratis dari donor. Tapi biaya itu untuk menutup biaya pengelolaan dan pengolahan darah yang mahal,” tegas Imam.
Harapannya, peningkatan tersebut dapat menutup biaya operasional karena kompleksitas dan biaya pengolahan darah yang rumit.
“Harapannya, peningkatan tersebut dapat menutup biaya operasional karena seperti yang dikatakan oleh Pj Wali Kota, proses pengolahan darah itu rumit dan memakan biaya,” tambah Imam.










