AKI Jatim 2022 Turun Drastis, Bidan Desa Andil Besar

Teks : Ribuan bidan desa komitmen tuntaskan PR bangsa, turunkan AKI, AKB dan Stunting di Jatim
Teks : Ribuan bidan desa komitmen tuntaskan PR bangsa, turunkan AKI, AKB dan Stunting di Jatim

Surabaya, Blok-a.com – Data Dinas Kesehatan Jawa Timur, menyebut angka kematian ibu (AKI) di Jawa Timur pada 2022 terjadi 499 kasus, jauh lebih rendah dibanding 2021 sebesar 1.279 kasus.

Artinya, Pemprov Jatim berhasil mencatatkan AKI terendah sepanjang 7 tahun terakhir. Pada 2016, AKI mencapai 534 kasus, di 2017 turun jadi 529 kasus,
pada 2018 turun ke angka 522 kasus, pada 2019 berhasil turun jadi 520 kasus, sedangkan pada 2020, tercatat 565 kasus, di 2021 terjadi 1.279 kasus.

Mengacu data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada 2022 menyebutkan terdapat 32.400 bidan di Jawa Timur yang bertugas di Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Seiring komitmen untuk terus menurunkan AKI dan AKB di Jatim, Bidan Desa menjadi garda terdepan.

Untuk itu Dinas Kesehatan Provinsi Jatim terus melakukan berbagai langkah, salah satunya mendorong kunjungan pemeriksaan kehamilan dari 4 kali jadi 6 kali pada trimester 1 dan 3.

Dokter pun berperan aktif dalam pemeriksaan kehamilan dengan pemeriksaan USG terbatas.

Dari situ diimbangi dengan fasilitas pelayanan kesehatan bayi baru lahir dengan kunjungan neonatus, sistem rujukan, serta pendampingan ke RSUD kabupaten/kota lokus AKI-AKB dari RS rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu RSUD dr Sutomo dan RSUD dr Saiful Anwar.

Dalam peringatan Hari Bidan Nasional, setiap tanggal 24 Juni, pekerjaan rumah (PR) utama adalah menurunkan angka stunting, AKI dan AKB.

Upaya itu dibutuhkan sinergi dan kolaborasi seluruh pihak, termasuk bidan.

Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Bidan adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan primer di Jawa Timur.

“Peran bidan selain membantu kelahiran, juga menjaga kesehatan secara umum dan reproduksi. Peran penting bidan sangat terasa di daerah perbatasan maupun daerah terpencil,” jelasnya.

Kata Khofifah, bidan sebagai garda terdepan memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, dan anak.

“Tugas bidan ini sangat luar biasa. Mereka memberikan konseling sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas,” tegasnya.

Pada anak, layanan neonatal, imunisasi, konseling dan penyuluhan tumbuh kembang anak dilakukan bidan.

“Jadi bidan ini juga berperan penting dalam kesehatan reproduksi, seksual, dan cara mengasuh anak,” katanya.

Di semua desa di Jawa Timur telah memiliki bidan desa yang memberikan edukasi pada ibu hamil dan keluarganya secara promotif dan preventif.

“Terimakasih para bidan di Jatim atas perannya yang luar biasa,” pungkasnya. (kim/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?