KOTA BATU – Setelah menjadi legenda, kita bisa melihat berbagai perjalanan menarik dari para musisi terkenal di seluruh dunia. Di Museum Musik Dunia Jatim Park (JTP) 3 misalnya, kita bisa melihat sosok Rhoma Irama si raja dangdut sedang menyapa pengunjung dengan ramah.
Raden Haji Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama adalah musisi dangdut dari terkenal berkebangsaan Indonesia yang berjulukan “Raja Dangdut”.
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma mulai dikenal sebagai bintang film kanak-kanak. Kariernya di musik juga dimulai sejak ia berusia 11 tahun saat Rhoma menjadi penyanyi mulai dari band Gayhand tahun 1963.
Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar.
Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa.
Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang banyak menyebut musiknya sebagai musik dangdut, sementara Ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Bagi para pedangdut, lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya.
Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.