Kota Malang, blok-a.com — Puncak perayaan Tahun Baru Imlek jatuh di hari ini, Minggu (22/1/2023). Salah satu Klenteng yang semarak merayakan Tahun Baru Imlek di Kota Malang adalah Klenteng Eng An Kiong.
Selama acara berlangsung, banyak masyarakat keturunan Tionghoa yang turut sembahyang di Klenteng Eng An Kiong, salah satunya adalah Frans Handoko.
Frans datang bersama keluarganya yaitu anak, istri, dan ibunya. Mereka datang ke Malang dari Probolinggo.
“Saya berlima sama anak, istri, dan mama saya,” ujar Frans pada blok-a.com saat ditemui di Klenteng Eng An Kiong.
Menurutnya, tidak ada perbedaan antara Klenteng satu dengan lainnya. Hanya saja di Klenteng Eng An Kiong, dewa yang disembah lebih banyak.
“Total tadi ada 18 dewa yang sudah saya sembah,” tuturnya.
Perbedaan perayaan Imlek tahun ini dengan tahun lalu adalah karena tidak adanya PPKM. Frans merasa bahwa tahun ini mereka merasa lebih leluasa dalam merayakan imlek.
“Rasanya lebih plong tahun ini, karena kan tahun sebelumnya kita merayakan dengan penuh kesederhanaan, ada pembatasan jarak juga, jadi kurang leluasa,” katanya.
Frans juga memaparkan bahwa makna dari perayaan Tahun Baru Imlek ini adalah kebersamaan.
“Makna perayaan imlek bagi saya itu berkumpulnya keluarga, baik itu keluarga yang dari jauh. Berkumpul saling bersilaturahmi, atau kalau sekarang bisa video call dari jauh,” paparnya.
Ia berharap bangsa ini akan bisa menjadi damai. Dan secara personal, dia berharap perekonomiannya semakin meningkat dan menjadi bijaksana dalam menghadapi segalanya.
“Harapannya untuk seluruh warga yang beraneka ragam ini akan semakin akrab kekeluargaan dan bertoleransi. Kalau untuk personal, perekonomian bisa semakin meningkat dan semakin bijaksana,” pungkasnya. (len/lio)
Discussion about this post