Mahasiswa di Kota Malang Lebih Banyak Habiskan Uang untuk Gaya Hidup

Caption: kafe yang biasa dibuat kongkow mahasiswa di Kota Malang (blok-a/mike)
Caption: kafe yang biasa dibuat kongkow mahasiswa di Kota Malang (blok-a/mike)

Kota Malang, Blok-a.com– Generasi Muda atau mahasiswa di Kota Malang kini kerap menghadapi dilema antara kebutuhan hidup dan gaya hidup.

Di satu sisi, mereka harus memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal, seperti biaya pendidikan, perumahan, dan kesehatan.

Di sisi lain, mereka ingin hidup dengan gaya yang modern dan up-to-date, seperti gadget terbaru, fashion trendi, dan liburan mewah.

Untuk menggali lebih dalam tentang persoalan ini, kami mewawancarai enam narasumber dari berbagai latar belakang.

  1. Kayyindiya

Kayyindia ialah alumnus salah satu universitas terkemuka di Kota Malang.

Berdasarkan hasil wawancara Kayyindiya menghadapi dilema antara memenuhi kebutuhan hidupnya atau gaya hidup, namun dikarenakan tempat nongkrong, HP yang digunakan dia mengakui yang dipilihnya merupakan gaya hidup serta dari pendapatan yang didapat bahwa dia mengaku sering kehabisan dan bahkan meminta lagi.

“Kalau saya pendapatan yang di dapat dibagi 2 yaitu dari orang tua dan kerja sendiri,” kata dia.

Saat ini dia bekerja menjadi barista di salah satu kafe di Kota Malang.

“Saya bekerja menjadi salah satu barista di salah satu kafe di Kota Malang yang tidak ingin di sebutkan dan saya juga tetap mendapat kiriman orang tua kalau dihitung bisa mencapai Rp 3 juta-an,” jelasnya.

Ketika ditanya mengenai tempat nongkrong yang dipilih dia memilih Kafe dari pada kopian biasa.

“Kalau saya untuk nongkrong biasanya di Critasena atau ga Nakoa, hal ini dikarenakan sudah menjadi gaya hidup,” terangnya.

“Pendapatan yang saya dapat terkadang atau bahkan sering tidak cukup jadi saya meminta tambahan dari orang tua lagi jika kurang,” ujarnya

  1. Icha

Icha merupakan salah satu mahasiswa di Kampus terkemuka di Kota Malang.

Berdasarkan pengakuannya mahasiswa yang merantau di Kota Malang ini menghadapi dilema antara memilih untuk kebutuhan hidup atau gaya hidup dikarenakan dari tempat nongkrong, serta pakaian dia mengakui itu untuk gaya hidup.

Pendapatan yang didapat dari orang tua juga sering habis maka ketika habis dia akan meminta lagi.

“Biasanya saya mendapat kiriman orang tua tidak pernah tetap cuman kalau dirata-rata antara Rp 6-11 juta dan itu juga habis maka kalau habis biasanya saya minta tambahan lagi,” kata dia.

Ketika ditanya mengenai tempat tongkrongan yang dipilih dia memilih Kafe serta pakaian yang digunakan juga yang sesuai dengan trend.

“Kalau saya biasanya suka nongkrong di Critasena atau ga Nakoa karena gaya hidup serta dalam penggunaan pakaian juga saya mengikuti yang lagi trend,” jelasnya.

  1. Mimma.

Mimma ialah salah satu mahasiswa di kampus ternama di Kota Malang.

Berdasarkan hasil wawancara dia mengalami dilema antara gaya hidup dengan kebutuhan hidup dikarenakan di satu sisi dia memenuhi untuk kebutuhan hidupnya namun di sisi lain dari tempat nongkrong, dan pakaian yang digunakan dia memilih untuk gaya hidup.

“Kalau dari saya sendiri warga asli malang jadi tidak mendapat kiriman namun kalau mau nongkrong ataupun ada kegiatan diluar baru saya minta uang kepada orang tua,” ujarnya.

Biasanya uang yang diminta selalu habis untuk nongkrong ataupun membeli pakaian

“Kalau saya biasanya uang yang dikasih selalu habis dikarenakan nongkrong saya suka di Critasena, Nakoa ataupun kafe dari pada tongkrongan biasa serta memilih pakaian juga kalau yang lagi trend baru dibeli dikarenakan untuk gaya hidup,” jelasnya.

  1. Nabila

Nabila merupakan salah satu mahasiswa di kampus ternama di Kota Malang.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat bahwa dia mengakui kebutuhan hidup yang utama namun di lain sisi dari pendapatan, pengeluaran, serta tempat tongkrong dia mengakui untuk gaya hidup.

“Kalau saya biasanya dapat kiriman antara Rp 3-4 juta, biasanya itu habis dan kalau habis biasanya minta lagi,” kata dia.

Ketika ditanya sering nongkrong di kafe atau kopian biasa di menjawab kafe seperti critasena ataupun nakoa.

“Kalau saya biasanya nongkrong sama temen-temen di kafe karena untuk gaya hidup,” jelasnya.

  1. Nana.

Nana merupakan seorang mahasiswa di kampus ternama di Kota Malang.

Berdasarkan hasil wawancara Nana mengakui dia memprioritaskan gaya hidup.

“Kalau saya untuk saat ini saya lebih memilih gaya hidup dari pada kebutuhan hidup dikarenakan berkembangnya style serta tuntutan zaman,” ujarnya.

  1. Arnel

Seorang mahasiswa dikampus ternama di Kota Malang.

Dari hasil wawancara didapat bahwa mahasiswa yang sekarang hidup di Malang ini mengakui kebutuhan hidup lebih penting namun di sisi lain bahwa dari tempat nongkrong dia mengakui karena untuk gaya hidup atau life style.

“Kalau saya memang mementingkan kebutuhan hidup namun kalau untuk tempat nongkrong saya memilih di kafe dikarenakan gaya hidup ataupun lifestyle,” jelasnya.

Dari narasumber-narasumber di atas, dapat disimpulkan bahwa generasi milenial di Kota Malang seringkali mengalami kesulitan untuk memilih antara kebutuhan hidup dan gaya hidup yang mahal dan berlebihan.

Namun, segi pengaturan keuangan generasi keuangan juga mereka juga sering mengalami kendala dikarenakan ada gaya hidup yang harus dipenuhi misalnya tempat nongkrong, dan rokok.

Oleh karena itu bagi generasi muda untuk memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai manajemen keuangan yang baik agar bisa menghindari hutang yang bisa merugikan di kemudian hari.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?