Probolinggo, blok-a.com – Sektor UMKM dan Koperasi sebanyak 9,78 juta di Jawa Timur telah menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
Pada 2021 lalu saja, UMKM dan Koperasi berkontribusi sebesar 57,81% terhadap Product Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim. Naik 0,56% dibandingkan 2020.
Untuk itu, perhatian pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten dan kota, difokuskan untuk mendukung usaha UMKM dan Koperasi di daerah.
Salah satunya dilakukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, melihat langsung pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kota Probolinggo.
Di Probolinggo, stakeholder semisal Indomaret diwajibkan membantu memasarkan produk UMKM.
Alokasi CSR Bank Jatim Kota Probolinggo diarahkan untuk pengucuran kredit usaha rakyat (KUR) Rp100 juta kepada pelaku UMKM.
Pemerintah Provinsi memberi bantuan 4 sertifikat merek kepada Batik Tulis lokal yaitu Nurhayati, Ratna Ningsih, Friday dan Rinas Setiowati.
Ditambah sertifikat halal secara simbolis kepada 4 pelaku UMKM, sebagai wujud dukungan kepada UMKM.
Sementara itu, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zaenal Abidin, mengatakan sektor ini akan jadi refleksi dirinya memimpin hingga tahun IV.
Hadi telah mengikutsertakan pelaku usaha UMKM ke dalam BPJS ketenagakerjaan agar memiliki proteksi.
Pada 2022, sudah ada 4.500 pelaku usaha terdata di e-UMKM Pintar. Program perlindungan juga untuk Ketua RT/RW, GTT/PTT, guru tempat ibadah dan nelayan.
Gubernur Khofifah, Senin malam rela menghadiri forum silaturahmi komunitas sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Alun-alun Kota Probolinggo.
Melihat sunbangsih UMKM itu dia optimis sektor UMKM naik kelas dan menembus pasar ekspor.
Dia mendorong agar UMKM di Kota Probolinggo, terus semangat usaha menyambut persaingan global.
Untuk itu Pemprov Jatim akan membeck-up, dengan program communal branding atau merk dagang bersama.
Selain itu, menyiapkan rumah-rumah kurasi untuk produk UMKM agar terstandarisasi sehingga tembus akses ekspor.
Rencananya pada 3 Februari mendatang, akan ada peluncuran toko strain mall di Damansara, Malaysia.
Dari total luas 5.000 m2, 10% nya akan menjajakan produk UMKM dari Jatim.
Malaysia juga menawarkan business trip ke Jawa Timur. Sehingga produk Probolinggo mana yang siap dikunjungi pelaku bisnis Malaysia harus disiapkan.
Menaikkan kelas UMKM, juga berseiringan dengan mendongrak angka indeks pembangunan manusia (IPM) Jatim.
Kota Probolinggo diakui tak pernah absen inovasi dan apresiasi. Memang harus ada embrio-embrio yang memperkuat SDM lokal yang siap bersaing di pasar global.
“Contohnya, kain bordir dengan motif view panorama Gunung Bromo adalah pilihan luar biasa,” ujar Khofifah, yang ditemani staf ahli Menteri Bidang Hubungan antar Kelembagaan Kementrian Koperasi dan UMKM RI, Luhur Pradjarto, sambil ngulek rujak Erok-erok khas Probolinggo.
Dengan cekatan Khofifah, mencampur cabai, petis dan irisan aneka buah. Rujak Erok-eeok ini, dinanti saat Ramadan.(kim/lio)
Discussion about this post