Sepak Terjang Budiman Sudjatmiko, Keluar dari PDIP demi Dukung Prabowo

Budiman Sudjatmiko bersama Prabowo, capres Pemilu 2024 (foto: Antara)
Budiman Sudjatmiko bersama Prabowo, capres Pemilu 2024 (foto: Antara)

Blok-a.com – Siapa tidak mengenal nama Budiman Sudjatmiko? Pria kelahiran Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, tanggal 10 Maret 1970 ini baru saja dikeluarkan dari keanggotaannya di PDIP.

Sekilas tentang Budiman Sudjatmiko. Ia pernah bersekolah di SD Negeri 2 Pengadilan Bogor dan SMP Negeri 1 Cilacap lulus tahun 1986. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Bogor dan lulus tahun 1989. Giat sebagai aktivis, membuat Budiman Sudjatmiko memutuskan untuk berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Di situlah ia aktif sebagai mahasiswa pergerakan menentang Orde Baru, hingga membuatnya drop-out dan dipenjara. Budiman Sudjatmiko ditangkap dan dijatuhi vonis 13 tahun penjara atas tuduhan menjadi dalang kerusuhan peristiwa Sabtu Kelabu.

Seperti diketahui, peristiwa Sabtu Kelabu atau Peristiwa Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli) terjadi pada 27 Juli 1996. Mahasiswa dan masyarakat umum melakukan aksi demo besar-besaran, buntut dari kenaikan harga BBM oleh Rezim Soeharto.

Nyatanya, bukan itu kali pertama Budiman ditangkap polisi atas aktivismenya. Tercatat, ia pertama kali ditangkap saat masih duduk di kelas 1 SMA karena dituduh sebagai teroris. Dua tahun kemudian, kembali ditangkap karena membuat kelompok diskusi di sekolahnya. Budiman diinterogasi di kantor Dinas Sosial Politik Bogor.

Selain itu, Budiman juga pernah ditangkap di Yogyakarta saat berunjuk rasa mengenai solidaritas petani. Juga di Surabaya, saat mengadvokasi petani Situbondo kala lahan pertaniannya dijadikan tempat latihan perang.

Atas tuduhan mendalangi Kerusuhan Kudatuli, Budiman Sudjatmiko mendekam di jeruji besi selama 3,5 tahun. Ia memperoleh amnesti dari Presiden Abdurrahman Wahid pada Era Reformasi, dan bebas tepat pada 19 Desember 1999.

Drop out dari UGM, selanjutnya Budiman melanjutkan studinya di Inggris. Budiman menjalani studi di Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge. Setelah lulus, maka dimulailah karir Budiman di kancah politik nasional.

Budiman Sudjatmiko Pindah Haluan

Budiman bergabung dengan PDIP pada akhir 2004 dan mendirikan organisasi REPDEM (Relawan Perjuangan Demokrasi) sebagai sayap dari PDIP.

Karier Budiman semakin cemerlang saat terpilih sebagai anggota DPR RI. Ia mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah VIII yang mencakup Kabupaten Banyumas dan Cilacap, selama dua periode berturut-turut.

Sayang, Budiman yang kini sedang berada di puncak karirnya harus gigit jari. Bagaimana tidak? Secara terang-terangan Budiman mendukung Prabowo dalam Pemilu 2024, padahal statusnya masih sebagai kader PDIP.

Sejumlah pihak memberi dukungan bagi Budiman. Salah satunya terwujud dengan terbentuknya relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu). Pembentukan relawan ini sudah dideklarasikan di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (18/8/2023).

Tepat pada hari yang sama, PDIP secara resmi memecat Budiman dari keanggotaan partai.

Pada acara tersebut, Prabowo Subianto mendapatkan kalung selendang khas Semarang. Disematkan oleh salah seorang anggota Prabu (Prabowo Budiman Bersatu).

Dukungan mantan aktivis 1998 kepada Prabowo cukup mengejutkan mengingat keduanya sering berseberangan. Bahkan pada era reformasi, Budiman termasuk aktivis yang masuk dalam daftar pengejaran Prabowo. Hal ini diakui oleh Prabowo saat memberikan sambutan dalam deklarasi Jumat (18/8/2023).

“Saudara Budiman sama dengan saya, kita berada di pihak yang berseberangan, dulu saya di tentara mendapat perintah untuk mengejar-ngejar saudara Budiman,” pungkasnya.

Namun kini, keduanya sepakat untuk bersatu meraih kemenangan dalam pemilihan Presiden 2024 nanti.

“(Sekarang) setelah bertemu, beliau mengatakan bahwa beliau membaca buku saya, beliau memahami pemikiran-pemikiran saya, dan akhirnya beliau menyatakan ingin mendukung,” pungkasnya. (mg2/gni)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?