Banyuwangi, blok-a.com – KPU Banyuwangi melantik 651 anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) terpilih yang berasal dari 217 kelurahan dan Desa.
Bertempat di Taman Blambangan, Jalan Diponegoro No 2, Lingkungan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (24/12013) pagi, ratusan anggota PPS terlihat kompak mengenakan pakaian adat Osing.
Di depan ratusan anggota PPS, Ketua KPU Banyuwangi, Dwi Anggraini Rahman menyampaikan, terhitung mulai tanggal 24 Januari 2023 menjadi tonggak awal memasuki masa kerja PPS.
“Terhitung mulai tanggal 24 Januari sampai dengan April 2024, selama 14 bulan kedepan bapak, ibu, saudara akan bersama kami menyelanggarakan tahapan pemilu tahun 2024, di tingkat Desa atau Kelurahan,” kata Dwi Anggraini.
“14 bulan kedepan insyaalloh akan menjadi ladang pengabdian yang membanggakan apabila kita mampu menjalankan tugas dan mampu memenuhi segala kewajiban dengan baik,” tambahnya.
Sebaliknya, menurut Dwi, jika para anggota PPS tak luput dari kepentingan individu, maka pemilu ini akan menjadi cerita buruk daerahnya.
“Namun sebaliknya, 14 bulan kedepan juga berpotensi menjadi kisah buruk sepanjang hidup apabila kita tidak mampu melepaskan diri dari benturan kepentingan setiap aktivitas kita sebagai penyelenggara,” papar Dwi Anggrani, pada sebagaian kata sambutanya.
Sementara itu, Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (Sosdiklih, Parmas, SDM) Dian Purnawan, mengatakan sesuai instruksi pimpinan, seluruh peserta pelantikan memang wajib menggunakan pakaian adat Osing.
“Jadi terkait adanya konsep kenapa seluruh peserta wajib menggunakan pakaian adat Osing atau Banyuwangi. Karena kita mematuhi instruksi pimpinan kami yaitu KPU RI melalui KPU Jatim, agar menggunakan pakaian adat di masing – masing Daerahnya,” ucap Dian Purnawan, saat dikonfirmasi blok-a.com.
Selain itu, Dian Purnawan menambahkan, pelantikan juga harus dilakukan di tempat – tempat ikonik yang mampu menampung seluruh peserta.
“Serta menunjukan budaya kita agar menarik publik, jadi dengan menggunakan adat osing kita ingin menunjukan bahwa pakaian adat Banyuwangi memang layak diketahui seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (kur/lio)
Discussion about this post