Kemenag Kabupaten Blitar Beberkan Penyebab Kematian Siswa MTs

FOTO : Jenazah korban, siswa MTs yang meninggal diduga dianiaya saat akan dibawa ke RSUD Srengat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. (Foto : blok-a.com/Fajar)
FOTO : Jenazah korban, siswa MTs yang meninggal diduga dianiaya saat akan dibawa ke RSUD Srengat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. (Foto : blok-a.com/Fajar)

Blitar, blok-a.com – Kasie Pendma Kemenag Kabupaten Blitar, Baharuddin mengungkapkan penyebab kematian siswa MTs di Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar yang diduga dianiaya.

Baharuddin mengatakan, menurut keterangan dari Kepala Madrasah, beberapa guru dan pengasuh pondok pesantren, pemukulan MA (korban), siswa kelas 9.5 MTs tersebut terjadi Jumat (25/08/2023).

“Pemukulan tersebut dilakukan KM, siswa kelas 9.7. Dan kejadian pemukulan berada di kelas 9.5,” kata Baharuddin.

Kejadian tersebut dipicu kejadian sehari sebelumnya, Kamis (24/08/2023). Waktu itu, pelaku KM yang siswa kelas 9.7 masuk ruangan kelas 9.6 (kelas korban) saat jam istirahat.

“Saat itu korban menegur kenapa masuk kelas lain. Namun rupanya, pelaku merasa tersinggung,” jelasnya.

Esok harinya, Jumat (25/08/2023) pada saat pergantian jam guru (jam 5-6), pelaku masuk kelas 9.5 dan menuju tempat duduk korban sambil teriak-teriak.

Teman-teman korbanpun sudah berusaha menghalang-halangi, tetapi terlepas. Selanjutnya pelaku langsung memukul korban sampai 3 kali mengenai bagian tengkuk kepala belakang dan dada-ulu hati, tanpa ada perlawanan dari korban.

“Kejadiannya sangat singkat, kurang dari 5 menit. Saat itu, korban langsung jatuh, tak sadarkan diri,” tandasnya.

Selanjutnya korban langsung diberikan pertolongan pertama, dibawa di Ruang UKS. Namun korban tetap tidak tersadarkan diri, kemudian pihak madrasah langsung membawa korban ke RSI Al-Itihat Srengat.

“Korban diperiksa di UGD RSI Al Itihat sekitar 20 menit, namun korban sudah tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.

Diketahui korban merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

“Dalam keseharian di madrasah, korban termasuk anak pendiam, tidak pernah melalakukan pelanggaran sedang sampai berat. Juga tidak pernah berkelai dengan teman-temannya,” jelasnya.

Sedangkan pelaku merupakan anak yatim, ayahnya meninggal pada tahun 2020 lalu.

“Di sekolah, dari pengamatan para guru, pelaku termasuk murid normal. Tidak termasuk anak yang sering melanggar aturan. Pelaku aktif dalam kegiatan ekstra Pramuka,” pungkasnya.

Pengakuan dari para guru, di hari-hari sebelumnya antara pelaku dan korban tidak menunjukkan tanda tanda adanya permusuhan.

Itulah penyebab kematian siswa MTs di Kabupaten Blitar versi Kemenag. (jar/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?