Sampang, blok-a.com – Robohnya gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Birem 3 Sampang Senin (30/10/2023) malam, membuat kegiatan belajar mengajar terganggu. Pasalnya, ruang kelas yang roboh tersebut tak lagi bisa digunakan.
Beruntung insiden ini tidak terjadi pada hari efektif sekolah, sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Hasil penelusuran blok-a.com, gedung sekolah ini ternyata telah mengalami rehabilitasi pada tahun 2018, dengan total biaya mencapai sekitar 150 juta rupiah. Artinya, gedung baru tersebut telah berusia sekitar 5 tahun.
Namun, meskipun telah menghabiskan dana signifikan, bangunan tersebut tidak mampu bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Akibat robohnya gedung sekolah ini, siswa yang seharusnya menduduki ruang tersebut sekarang terpaksa harus mengungsi ke kelas sebelah yang masih layak untuk digunakan.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, Abdurrahman, mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengecek kondisi gedung SDN Birem 3.
Mereka akan memantau perkembangan situasi gedung tersebut untuk melakukan rehab kembali.
“Iya, sesuai perintah dari pak kadis besok kita akan datang ke Lokasi SDN Birem 3 untuk memantau gedung yang roboh tersebut,” ungkapnya, Jumat (3/11/2023).
Kendati demikian, Abdurrahman juga mengungkapkan bahwa mereka akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan gedung tersebut diperbaiki secepat mungkin. Bahkan dirinya akan mengupayakan agar perbaikan gedung ini menjadi prioritas.
“Jadi kami tetap koordinasi supaya gedung itu bisa segera tertangani dan kemungkinan ini akan diperbaiki dengan menggunakan anggaran tahun 2024 ini. Tapi kami mau meninjau langsung ke lokasi apakah itu masuk sekala prioritas atau bagaimana,” tambahnya.
Sebelumnya, dua ruang kelas di SDN Birem 3 roboh pada malam Senin (30/10/2023). Salah satu ruang kelas bahkan tidak dapat digunakan lagi.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pada hari Senin sore, sekolah masih dalam keadaan baik. Namun, ketika dia melewati sekolah pada hari Selasa pagi, salah satu ruang kelas sudah roboh. Dia menduga kejadian itu terjadi pada malam sebelumnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa pada hari Senin, banyak orang tua siswa pergi ke sekolah untuk menjaga anak-anak mereka agar tidak bermain di area puing-puing.(suf/lio)