Kota Malang, blok-a.com – Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kota Malang pada Jumat (24/3/2023) sore. Selain menyebabkan banjir di sejumlah titik, hujan deras memicu meluapnya debit air sungai hingga membuat dua rumah warga di Kelurahan Sukun ambrol.
Insiden tersebut dialami Sulistyowati (42), warga RT 005 RW 002 Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun Kota Malang. Rumah yang dihuni bersama 3 anaknya itu ambrol terseret arus sungai yang meluap.
Sulis sapaan akrabnya, menceritakan detik-detik mencekam ambrolnya rumah miliknya dan rumah milik orang tuanya itu. Awalnya, dipicu hujan deras yang terjadi sejak sekitar pukul 14.00 WIB.
Pasca hujan deras, luapan air sungai di belakang rumahnya terus naik. Bahkan, Sulis mengaku naiknya debit air sungai hampir menyentuh jendela rumahnya.
Perlu diketahui, ketinggian rumah Sulis berjarak 10 meter diatas aliran sungai.
“Awalnya karena airnya kelebihan, biasanya gak pernah segitu. Ketinggian airnya itu sampai di bawah jendela kamar saya,” terang Sulis saat ditemui Blok-a.com di kediamannya, Sabtu (25/03/2023).
Air sungai nyaris menutupi rumah Sulis kala ia dan ketiga anaknya tengah tertidur lelap. Melihat debit air semakin tinggi, sang ibu segera membangunkan dirinya.
Masih dalam keadaan belum sepenuhnya sadar dari tidurnya, Sulis mendengar suara retakan yang terjadi di atap rumahnya.
Beruntung Sulis sekeluarga masih sempat menyelamatkan diri.
Sulis juga masih sempat menyelamatkan benda-benda yang dianggap berharga, seperti surat-surat penting, barang pecah belah dan barang elektronik lainnya.
“Saya sama adek saya langsung ngeluarkan barang. Tapi ya itu ada bunyi ‘krek’ ‘krek’ terus saya lari. Itu udah mulai jatuh semua, saya belum sempat mengeluarkan barang yang di ruang tengah, terus ramnya udah lebar. Malah jaraknya udah gabisa dilewati,” lanjut Sulis.
Dikatakan Sulis, keseluruahan rumahnya ambrol sekitar pukul 17.30 WIB. Berawal dari retakan yang terjadi di tembok dan atap, setelah itu terjadi retakan di lantai hingga melebar dan terus bergerak terbawa arus sungai.
“Awalnya ambrol itu dari yang tengah dulu sebelah timur terus depan yang ada pintunya terus bagian belakang, itu langsung tiga kali, beruntun di jam yang sama,” bebernya.
Disinggung terkait kerawanan, kata Sulis, tanah ambrol memang sempat terjadi di wilayah di sekitarnya.
Hal tersebut dikarenakan adanya rumah yang menjulang ke arah sungai di wilayah Kelurahan Kasin. Sehingga menyebabkan aliran air sungai sedikit berkelok dan terhambat.
“Itu karena debit air naik. Karena ada bangunan rumah yang menjulang yang ada di sebrang itu. Akhirnya aliran air nabrak terus mengarah ke arah sini, lama-lama tergerus. Dulu kalau gak ada bangunan rumah itu airnya lancar. Tapi setelah ada bangunan itu jadi gini,” ungkapnya.
Dari pantauan Blok-a.com, hingga kini proses evakuasi barang-barang dan sisa-sisa reruntuhan masih terus dilakukan oleh Limnas setempat. Terlihat beberapa barang pecah. Barang elektronik, motor, dan baju baju juga masih berserakan.
Sulis mengatakan hingga saat ini dirinya belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah atas insiden ini.
Untuk sementara waktu, dirinya akan mengungsi di rumah saudaranya yang tak jauh dari rumah miliknya.
“Kemarin cuma di foto di survei aja sama Pemkot. Gitu-gitu aja gak ada bantuan apapun. Padahal rumah ini ada sertifikat resmi. Cuma sembako sembako aja bantuannya,” jelasnya. (ptu/lio)