Blok-a.com – Fenomena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belakangan ini menjadi perhatian publik usai kawasan Gunung Bromo dan Gunung Sumbing dilalap si jago merah.
Fenomena karhutla ini bukanlah pertama kali yang terjadi di Indonesia. Sebelumnya, peristiwa kebakaran ini pernah melanda di beberapa wilayah Indonesia.
Bahkan, salah satu dari fenomena tersebut ada yang dikategorikan sebagai kebakaran hutan terparah sepanjang sejarah.
Kebakaran hutan yang melanda Indonesia juga menempatkan negara ini menjadi negara terbesar ketiga dalam menyumbangkan gas rumah kaca ke atmosfer.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fenomena kebakaran hutan dan lahan terparah di Indonesia.
1. Kebakaran Hutan Kaltim (1982)
Pada tahun 1982, kebakaran hutan pertama terbesar terjadi di Kalimantan Timur. Beberapa pihak menyatakan bahwa kebakaran ini terjadi akibat kelalaian dalam mengelola hutan dan fenomena iklim El Nino.
Kebakaran yang hutan ini telah menghanguskan lahan sebanyak 3.2 juta ha di wilayah Kalimantan Timur, dimana sebanyak 2.7 juta ha merupakan hutan hujan tropis.
World Resources Institute (WRI) juga telah melaporkan bahwa kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan ini mencapai 9 miliar dolar atau setara Rp137 triliun.
2. Kebakaran Hutan (1997)
Salah satu kebakaran hutan terparah di Indonesia terjadi di Kalimantan dan Riau pada tahun Juli 1997 hingga Februari 1998. Tercatat luas lahan yang terbakar mencapai 19,7 juta hektare (ha) dan memakan sekitar 40 korban jiwa.
Asap dari kebakaran hutan ini bahkan menyebar ke beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan sebagian kecil wilayah Thailand, Vietnam, Filipina, dan Australia. Oleh karena itu, tak heran jika peristiwa ini disebut sebagai karhutla terparah sepanjang sejarah.
Economy and Environment Programme for Southeast Asia memprediksi Indonesia dirugikan 6 miliar dolar atau setara Rp91 triliun akibat kebakaran hutan dan lahan pada 1997-1998.
3. Kebakaran Hutan 2006
Pada tahun 2006, meskipun fenomena iklim El Nino cukup rendah, kebakaran hutan di Indonesia tetap marak akibat aktivitas pembakaran lahan yang tidak terkendali untuk pertanian.
Lebih dari 3 juta hektar lahan terbakar, menciptakan tingkat polusi udara yang tercatat oleh instrumen NASA bernama Measurements of Pollution in the Troposphere (MOPITT).
4. Kebakaran Hutan 2015
Selama tahun 2015, lebih dari 2.6 juta hektar lahan di Indonesia terbakar. Peristiwa ini melanda 29 provinsi, kecuali DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau.
Kalimantan Tengah menjadi wilayah paling terdampak dengan tingginya titik kebakaran hutan. Aktivitas manusia tetap menjadi penyebab utama kebakaran ini.
Selain itu, banyaknya lahan gambut yang menjadi kering di musim kemarau semakin memudahkan si jago merah untuk menghanguskan segalanya. Fenomena El Nino yang menurunkan intensitas curah hujan juga semakin memperparah bencana kebakaran hutan yang terjadi.
5. Kebakaran Hutan 2019
Pada tahun 2019, kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan lebih dari 850 ribu hektar lahan. Data itu merupakan data yang dikumpulkan sejak Januari hingga September 2019. Luas lahan yang terbakar tahun 2019 ini juga lebih besar dibanding 3 tahun sebelumnya.
Berdasarkan data dari Global Forest Watch, sekitar 42% dari area yang terbakar adalah lahan gambut.
Kebakaran pada lahan gambut seringkali sulit untuk dipadamkan karena materi organik di dalam gambut membuat api menjadi lebih kuat dan menghasilkan banyak asap.
(hen)