Kota Malang, blok-a.com — Angin kencang melanda Kota Malang di akhir dan awal tahun yaitu Sabtu (31/12/2022) dan Minggu (1/1/2023).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBD) Kota Malang, Prayitno mengatakan akibat angin kencang selama dua hari berturut-turut banyak pohon tumbang dan kerusakan pada properti masyarakat. Prayitno mengkonfirmasi ada 12 titik pohon tumbang dan 3 atap rumah warga yang rusak.
Kejadian pohon tumbang terbaru di Jalan Danau Bratan, Kecamatan Kedungkandang pada Minggu (1/1/2023) sekitar pukul 13.30 WIB. Jenis pohon yang tumbang yakni akasi grandis dengan diameter 45 sentimeter dan panjang 6 meter.
Kondisi itu mengakibatkan tertimpanya kabel PLN dan kabel provider internet. Selain itu, sempat membuat terhambatnya arus lalu lintas karena terdapat proses evakuasi dan pembersihan pohon tumbang tersebut.
“Tidak ada korban, untuk arus lalu lintas sementara tadi dilakukan buka tutup jalan, selain itu selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan PLN dan provider internet tersebut untuk tindak lanjutnya,” kata Prayitno pada Minggu (1/1/2023).
Lebih lanjut, dari seluruh kejadian yang ada untungnya tidak ada korban. Kemudian, pada Sabtu (31/12/2022) lalu, angin kencang mengakibatkan 11 titik pohon tumbang dan 3 atap bangunan rusak. Titik-titik pohon tumbang itu terjadi merata di empat kecamatan yakni Blimbing, Lowokwaru, Klojen dan Kedungkandang.
Seperti, di Kecamatan Blimbing terdapat 5 titik diantaranya, di Jalan Simpang LA Sucipto, Jalan Kalimosodo, Jalan Raden Intan dan lainnya. Kemudian di Kecamatan Lowokwaru terdapat 4 titik, seperti di Jalan Candi Trowulan, Jalan Cengger Ayam dan lainnya.
“Di Jalan Agus Salim, pohon tumbang sempat menimpa sepeda motor yang terparkir,” katanya.
Untuk tiga atap bangunan rusak seperti di rumah warga yang berada di Perumahan Bulan Terang Utama, Kelurahan Madyopuro yakni asbes jatuh dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 1 meter. Selain itu, juga ada atap seng milik balai RW 05, Kelurahan Purwantoro tersingkap dengan ukuran panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter.
“Satu lagi ada atap kanopi teras dengan ukuran panjang 15 meter dan lebar 3,5 meter terlepas dari rangkanya, kejadiannya di Jalan Borobudur Agung. Untuk atap bangunan (penanganan) yang rusak ada kerja bakti dari warga,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa wilayah di Indonesia akan dilanda cuaca ekstrem hingga Februari 2023 mendatang.
Cuaca ekstrem ini berupa angin kencang dan curah hujan tinggi seperti . Prayitno menyampaikan bahwa curah hujan beberapa hari terakhir mencapai 20-40 persen.
“Kami menghimbau kepada masyarakat selalu waspada mengingat untuk saat ini kondisi cuaca ekstrem yang tidak menentu, termasuk hujan diperkirakan sampai Februari nanti,” tutur Prayitno. (mg1/bob)