Sumenep, blok-a.com – Puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep (HJS) ke-754 diakhiri dengan drama kolosal prosesi penobatan Adipati Arya Wiraraja oleh utusan Prabu Kertanegara Kerajaan Singosari Malang. Dengan tagline Sumenep Masa Kejayaan.
Dalam drama kolosal itu seakan dikisahkan Adipati Arya Wiraraja menyerahkan tampuk kekuasaannya pada Bupati Sumenep pada Sabtu (28/10/2023). Itu ditandai dengan diterimanya bendera pataka sebagai simbol untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan Sumenep.
Sengaja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melangsungkan acara drama kolosal Prosesi Penobatan Adipati Arya Wiraraja di Kota Tua Kalianget. Sebab kota tersebut yng kini jadi Kecamatan Kalianget, dulunya adalah kota modern, pusat peradaban modern, dan industri berkaliber dunia.
Seperti ditegaskan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, bahwa di Kota Tua Kalianget merupakan kota peradaban bersejarah di masa lampau. Di saat kota-kota di Madura masih sangat tradisional, di Kalianget sudah berdiri bangunan perkantoran berarsitektur eropa modern.
“Bahkan di Kalianget pula, telah dibangun industri atau Pabrik Garam. Pabrik ini bukan sekedar beredar untuk dikonsumsi masyarakat Madura. Melainkan hasil produksi garam oleh pabrik atau PT Garam sudah diekspor ke luar Negeri, menjadi kebutuhan masyarakat Eropa kala itu,” terang Bupati Fauzi.
Tokoh muda PDIP ini membeberkan banyak bangunan peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa Kalianget pernah berjaya di masanya. Selain gedung pabrik garam briket peninggalan pemerintahan Hindia Belanda.
Menurut Cak Fauzi, biasa disapa, Madura kala itu masih kental dengan bangunan joglonga. Tapi di Kalianget sudah berjejer bangunan berupa kompleks perumahan berarsitektur modern (eropa). Julukan Kota Tua Kalianget menandakan Kalianget pernah berjaya di masa silam.
“Di saat yang lain masih menggunakan alat-alat tradisional, Kalianget sudah ada sentuhan tehnologi modern. Seperti Lori Kereta sebagai sarana transportasi. Padahal saat itu madura masih menggunakan transportasi dokar atau dalman,” ujar Cak Fauzi.
Tanda peradaban modern lainnya, lanjut Bupati Fauzi, ada bangunan pembangkit listrik, lori kereta, pelabuhan dan kapal pengangkut garam pabrik garam briket. “Makanya kita mau promosikan Kalianget sebagai destinasi wisata Kota Tua (Kota Lama). Bahwa daerah ini pernah jaya dan jadi pusat perdagangan, bisnis ekspor garam,” tukasnya.
Bahkan bangunan peninggalan VOC sejak 1705 Masehi, diantaranya juga pelabuhan, benteng Loji Kantang dan Benteng Kalimo’ok. Termasuk pos jaga kuno bergaya Eropa dan Belanda,
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun harmoni menuju masa kejayaan dengan gotong royong memajukan Kabupaten Sumenep,” jelas Bupati.
Sementara, prosesi Arya Wiraraja disaksikan ribuan masyarakat untuk melihat secara langsung drama kolosal dan kirab budaya, dengan menampilkan berbagai seni budaya, di antaranya tari kreasi, tari kolosal, topeng dalang, tari juwak, serta pawai tujuh kereta kencana, jaran serek dan tongtong serek. (do)