Gubernur Khofifah Ajak ASN Pemprov Jatim Lakukan 4 Hal Ini di Peringatan Hari Otoda

Gubernur Jatim Khofifah dalam peringatan hari Otonomi Daerah (Otoda) ke-26, Sabtu (29/4/2023). (Pemprov Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah dalam peringatan hari Otonomi Daerah (Otoda) ke-26, Sabtu (29/4/2023). (Pemprov Jatim)

Surabaya, blok-a.com – Setiap 25 April diperingati hari Otonomi Daerah (Otoda) ke-26. Seperti lazimnya, peringatan hari Otoda dilakukan upacara.

Di Pemprov Jatim, upacara itu digelar di halaman Kantor Gubernur Jawa Timur, Sabtu (29/4/2023), dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Dalam amanahnya, Gubernur Khofifah meminta aparatur sipil negara (ASN) melakukan 4 hal penting.

Pertama, terkait integritas dan etika profesi para pemimpin dan penyelenggara pemerintahan daerah dalam implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah.

Kedua, integritas ASN dan seluruh pegawai pemerintahan harus bergerak maju, kreatif, produktif dan inovatif sekaligus ikut bertanggung jawab dalam setiap urusan masyarakat.

“Bergerak bukan hanya mengejar skor tapi dampak dari seluruh reformasi birokrasi yang kita lakukan bersama-sama bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Ketiga, komitmen bersama dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) untuk reformasi birokrasi yang berdampak agar terus dilakukan, baik di bidang kelembagaan, peningkatan kapasitas aparatur, serta akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

Dan keempat, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan peningkatan daya saing perekonomian daerah yang menjadi prioritas utama kebijakan di semua level Pemda.

“Jadi pola-pola yang bisa kita bangun dan kita tingkatkan kapasitasnya baik secara kelembagaan maupun secara personal, secara institusional maupun personal jangan pernah merasa sudah selesai, atau sudah terbaik, karena akan selalu ada perubahan ekosistem di dalam dan di luar kita,” jelasnya.

Sebelumnya, Hari Otonomi Daerah ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 11 tahun 1996 dan diperingati setiap 25 April dalam rangka memasyarakatkan dan memantapkan pelaksanaan Otonomi Daerah.

Tema yang diusung tahun ini yaitu Otonomi Daerah Maju, Indonesia Unggul.

Di upacara ini Khofifah mengajak merenungkan kembali tujuan pelaksanaan otonomi daerah dengan pendesentralisasian sebagian kewenangan.

Tujuannya menjadikan daerah mencapai kemandirian fiskal dengan menggali berbagai potensi sumber daya yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta memacu terjadinya percepatan dan pemerataan pembangunan.

“Perlu kiranya kita melakukan refleksi sejenak, untuk kembali memahami esensi filosofis dari ditetapkannya Otonomi Daerah yang saat ini genap berusia dua puluh tujuh tahun,” ajaknya.

Menurut Gubernur Khofifah, Otoda juga merupakan bentuk pengakuan Pemerintah Pusat terhadap kemandirian daerah yang bertujuan mendekatkan layanan kepada masyarakat, serta meningkatkan daya saing daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan Pemerintah Daerah, dalam mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Implementasi otonomi daerah selama 27 tahun yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana dengan tingkat akurasi yang tinggi, serta mengakomodir keinginan masyarakat, pengambilan keputusan publik yang lebih partisipatif juga demokratis lewat pemilihan Kepala Daerah, dan munculnya pemerintahan yang lebih reponsif akan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Gubernur Jatim ini mengatakan Otoda telah memberikan dampak positif dengan adanya percepatan pembangunan yang ditandai dengan meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bertambahnya pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kemampuan fiskal daerah.(kim/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?