Kota Malang, blok-a.com – RW 13 Madyopuro terus membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan gaya hidup yang berkelanjutan. Hal itu dibuktikan dengan berbagai inovasi pengolahan sampah yang telah dilakukan di kampung yang terletak di Kecamatan Kedungkandang ini.
Ketua RW 13 Madyopuro, Muhammad Sutanto mengatakan, wilayahnya menjalankan prinsip ekologi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ia menerangkan telah dilakukan pemilahan sampah dengan cermat, ruang terbuka hijau tetap terjaga, dan gotong royong menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
“Kemudian, konservasi air dan tanah juga terus dijalankan, termasuk pemanfaatan biopori untuk mengurangi genangan air,” kata Tanto, sapaan akrabnya.
Ia mengungkapkan, keberlanjutan program ini terasa dampak positifnya, terutama di musim hujan. Air di selokan tetap mengalir dengan baik tanpa menyebabkan banjir, sementara daun-daun yang berguguran dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Sampah plastik pun tidak terbuang sia-sia, melainkan dikelola melalui bank sampah yang sudah berjalan dengan sistem pencatatan yang rapi.
Tidah hanya itu, kata Tanto, wilayahnya juga memiliki inovasi unggulan berupa laboratorium lingkungan hidup, tempat warga dapat mengkaji solusi bagi permasalahan lingkungan di sekitar mereka.

“Di laboratorium ini, kami bisa menganalisis limbah dan mencari cara terbaik untuk mengolahnya. Kami tidak hanya membersihkan, tapi juga memahami bagaimana lingkungan bekerja,” tambahnya.
Selain itu, terdapat galeri seni berbasis konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Di sini, berbagai karya seni hasil daur ulang dipamerkan, bahkan bisa dibeli sebagai bentuk dukungan terhadap kreativitas warga.
Prinsip 3R sendiri merupakan metode untuk mengelola sampah dengan cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang.
“Sampah plastik, kain bekas, dan bahan limbah lainnya kami sulap menjadi barang yang bernilai seni dan ekonomi,” imbuhnya.
Salah satu program yang menarik perhatian adalah bank sampah, yang tidak hanya membantu pengelolaan limbah tetapi juga memiliki dampak ekonomi bagi warga. Bahkan, ada gagasan unik untuk menggunakan saldo bank sampah sebagai pembayaran pajak.
“Setiap warga bisa menabung sampah plastik, yang nantinya bisa dikonversi menjadi saldo dan digunakan untuk membayar pajak. Ini bukan hanya tentang kebersihan, tapi juga memberdayakan masyarakat,” bebernya.
Tanto menjelaskan, menjaga lingkungan bukanlah tugas beberapa orang saja, melainkan tanggung jawab bersama. Dengan inovasi yang terus berkembang, warga RW 13 Madyopuro telah membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten.
Hasilnya, Tanto menjelaskan dengan inovasi lingkungan yang telah dilakukan di wilayahnya, pihaknya menempati urutan ketiga dalam penghargaan kompetisi ‘Kampung Bersinar’ yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Meski demikian, hal ini tidak membuat Tanto bersama warga RW 13 Madyopuro cepat berpuas diri.
“Tentunya kami bersyukur atas prestasi yang didapatkan, sekaligus menjadi pelecut untuk selalu menjaga konsistensi dan berkelanjutan terhadap kelestarian lingkungan hidup,” tutupnya. (yog)