Kota Malang, blok-A.com – Warga Kelurahan Blimbing kini tidak lagi risau saat musim hujan tiba. Sebab, banjir di wilayahnya kini tidak cukup parah.
Jika sebelumnya, setiap musim hujan pasti banjir akan setinggi paha manusia dewasa. Hal itu pun membuat warga kewalahan untuk beraktivitas.
Namun, kini banjir itu lebih surut. Genangan air tidak setinggi paha orang dewasa. Salah satu warga RT 03 RW 08 Kelurahan Blimbing, Arifin mengtakan, kini diwilayahnya genangan air tidak tinggi lagi dan cepat surut.
“Banjirnya tetap ada tapi sekarang sudah cepat surut,” kata dia ke blok-A,com.

Saat ini banjir hanya setinggi kurang lebih 20 centimeter. Dia menjelaskan rendahnya genangan air dan cepat surutnya banjir itu dikarenakan adanya bozem yang dibangun Pemkot Malang melalui Dinas Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (DPUPRKP) Kota Malang.
“Iya dengan adanya bozem ini bisa mengurangi banjir dan menampung resapan air lebih banyak lagi,” kata dia.
Arifin menjelaskan, pembangunan bozem ini memang tepat dan sesuai permintaan warga. Sebab, di daerahnya daerah resapan cukup minim. Lokasinya juga padat penduduk.
“Iya kalau ada bozem ini bisa ada resapan air. Dan gak was-was lagi kalau banjir bisa menggenang air tinggi, Dan gak bisa beraktivitas,” paparnya.
Sementara itu, Bozem itu terletak di Jalan Borobudur RT 3 RW 9 atau tepatnya di belakang gedung Malang Creative Center di tengah permukiman warga.
Bozem itu merupakan danau buatan yang dibangun Pemkot Malang melalui DPUPRKP sejak 2021 lalu.
Terlihat bozem itu seperti danau. Air menggenang seperti kolam dan dikelilingi pepohonan di sekitarnya.
Kadis Bina Marga DPUPRKP, Yocky Agus Firmanda menjelaskan, tujuan adanya Bozem ini adalah mengurangi dampak banjir di Jalan Simpang Borobudur dan juga permukiman di wilayah belakang gedung MCC.
Alasan pengurangan dampak banjir di dua titik itu karena banjir kerap kali menyambangi dua wilayah.
“Itu dibentuk hanya di sekitar situ (Permukiman belakang MCC) saja, itu kebetulan karena di area tersebut membentuk cekungan,” ujarnya.

Pembentukan bozem di belakang MCC itu juga karena daerah tersebut tidak mempunyai jalur untuk air limpasan saat datangnya musim hujan.
Bozem Blimbing sendiri memiliki lebar kurang lebih 30.5 meter dengan panjang 39 meter dan kedalaman kolam sekitar 3 meter.
“Saat ini kedalamannya pun ditambah menjadi 4,65 meter,” kata dia.
Selain untuk, meminimalisir banjir, bozem itu juga difungsikan untuk menampung cadangan air tanah.
“Serta juga bisa menjadi jogging track dan ruang terbuka hijau di permukiman padat penduduk ini,” tuturnya.
Di tahun 2023 mendatang, DPUPRKP berencana membuat Bozem di Jalan Angklung Kelurahan Tunggulwulung.
“Untuk tahun ini di Jalan Angklung itu hanya secara teknisnya saja, kalau sesuai insyaallah tahun depan kita akan melakukan pembangunan Bozem pada tahun,”imbuhnya.
Yocky yang juga sebagai analis sumber daya air itu mebeberkan terkait rencana dibangunnya Bozem di Jalan Angklung tersebut bertujuan untuk menahan air hujan dengan intensitas tertentu dan selanjutnya akan digabung dengan saluran irigasi di sekitar Jalan Ikan Piranha.
“Di Jalan Angklung itu rencananya untuk menampung air hujan dengan intensitas tertentu digabung dengan saluran irigasi ketika penuh, kita tahan dulu Bozem kemudian kita keluarkan menuju saluran irigasi untuk mereduksi genangan di daerah sekitar Jalan Ikan Piranha,” pungkasnya. (ptu/bob)
Discussion about this post